(Jakarta) – Adanya pernyataan Solidaritas Kebangkitan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia (TATA-KTI) mengenai pemilihan partai politik yang memperjuangkan kesejahteraaan rakyat KTI merupakan salah satu gerakan untuk memperkuat NKRI.
“Gerakan kawan-kawan Tata KTI justru sebagai gerakan untuk memperkuat NKRI, bukan gerakan premodialistik, apalagi separatis, ini jauh dari pikiran kita,” kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat menghadiri Seminar Solidaritas Kebangkitan Ekonomi Kawasn Timur Indonesia (TATA-KTI) di Wisma Metropolitan, Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (29/6).
Din mengatakan, jika ada yang berpikir gerakan tersebut adalah separatis, hal tersebut akan merugikan Indonesia sendiri. “Menghadapi perkembangan Asia Pasifik, kawasan Timur Indonesia yang paling berhadapan dengan Asia Pasifik, jadi harus dibangun apalagi sumber daya alam di kawasan ini sebagai geostrategis ekonomi dan politik perlu diberikan perhatian oleh pemerintah Indonesia sendiri,” tukas Din.
Mengenai adanya kontrak politik dengan Tata KTI, hal itu belum bisa dijelaskan lebih lanjut, karena baru wacana dari Tata KTI. “Saya kira ini baru dari kawan-kawan, walaupun dulu ada gerakan serupa, saya sendiri mendukung dan mendorong tapi jangan bernuasa orang-perorang, tapi politik nasional untuk memberikan perhatian pada wilayah timur Indonesia, kalau ini berhasil akan baik untuk Indonesia," ujarnya. (Mimie/Dhita)
“Gerakan kawan-kawan Tata KTI justru sebagai gerakan untuk memperkuat NKRI, bukan gerakan premodialistik, apalagi separatis, ini jauh dari pikiran kita,” kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat menghadiri Seminar Solidaritas Kebangkitan Ekonomi Kawasn Timur Indonesia (TATA-KTI) di Wisma Metropolitan, Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (29/6).
Din mengatakan, jika ada yang berpikir gerakan tersebut adalah separatis, hal tersebut akan merugikan Indonesia sendiri. “Menghadapi perkembangan Asia Pasifik, kawasan Timur Indonesia yang paling berhadapan dengan Asia Pasifik, jadi harus dibangun apalagi sumber daya alam di kawasan ini sebagai geostrategis ekonomi dan politik perlu diberikan perhatian oleh pemerintah Indonesia sendiri,” tukas Din.
Mengenai adanya kontrak politik dengan Tata KTI, hal itu belum bisa dijelaskan lebih lanjut, karena baru wacana dari Tata KTI. “Saya kira ini baru dari kawan-kawan, walaupun dulu ada gerakan serupa, saya sendiri mendukung dan mendorong tapi jangan bernuasa orang-perorang, tapi politik nasional untuk memberikan perhatian pada wilayah timur Indonesia, kalau ini berhasil akan baik untuk Indonesia," ujarnya. (Mimie/Dhita)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar