| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

07 Agustus 2008

Presiden Pakistan Terkena Ancaman Impeachment

(Islamabad) – Partai koalisi yang berkuasa di Pakistan menyatakan sepakat dalam prinsip untuk memulai proses impeachment terhadap Presiden Pervez Musharraf.

Para perwakilan partai diindikasikan sedang mengarah pada draft resolusi impeachment, namun keterangan lebih lanjut mengenai cara berjalannya proses pemecatan tersebut belum tersedia.

Musuh-musuh Musharraf telah dikalahkan dalam pemilihan bulan Februari, namun sejauh ini dia menentang tekanan untuk mundur.

Berdasarkan laporan terakhir, Musharraf membatalkan perjalanannya menuju pertandingan Olimpiade.

Agen berita mengutip pernyataan kementerian luar negeri yang mengatakan Perdana Menteri Yousef Raza Gilani akan mengahdiri upacara pembukaan pesta olahraga di Beijing untuk menggantikan Musharraf.

Namun sejauh ini belum ada konfirmasi dari kantor kepresidenan.

Wartawan mengungkapkan, pertanyaan mengenai apakah akan mendakwa Musharraf atau tidak telah mengancam terpisahnya koalisi.

Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang memerintah muncul sebagai partai terbesar dalam pemilihan bulan Februari, dan mengalahkan musuh politik Musharraf.

Berada di tempat kedua adalah partai PML-N pimpinan Narwaz Sharif, yang dipecat Musharraf terkait aksi kudeta tahun 1999.

Kedua partai membentuk persekutuan pada bulan Maret, namun terpisah sejak mencuatnya isu impeachment terhadap presiden dan pengembalian hakim-hakim yang dipecat Musharraf selama berlangsungnya pemerintahan darurat bulan November.

PML-N menarik diri dari kabinet federal pada bulan Mei ketika pemimpin PPP Asif Ali Zardari menolak untuk bertindak sigap terhadap persoalan tersebut.

Keretakan diantara kedua partai menyebabkan lumpuhnya pemerintahan, yang berada dalam tekanan menghadapi militansi dan memburuknya perekonomian.

Presiden sebelumnya mengatakan lebih memilih mengundurkan diri daripada menghadapi dakwaan impeachment. Tahun lalu, dia menyerahkan kendali pada militer, institusi negara yang paling berkuasa, namun dia menahan kekuasaan guna membubarkan parlemen.

Bagaimana militer akan bereaksi pada segala upaya untuk memecat Musharraf akan menjadi perkara krusial dalam penentuan nasibnya. (BBC/Lala/Internasional)

Tidak ada komentar: