(Jakarta) - Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen sudah sesuai dengan target Anggaran Perencanaan dan Belanja Negara (APBN) 2009.
Demikian yang disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu usai rakor di Gedung Menko Perekonomian, Kamis, Jakarta (24/7).
“Rasanya pas. Tapi nanti kita lihat kuartal ketiga, saat pembahasan dengan DPR kita lihat idealnya seperti apa, outlook di luar seperti apa, recovery di AS seperti apa, dan berapa kecenderungan harga minyak, kami akan lihat informasi yang ada kemudian menetapkan asumsi yang paling mutakhir,” beber Anggito.
Menurut Anggito, seringnya Perubahan APBN dikarenakan adanya faktor eksternal yang harus bisa diminimalisasi.
“Yang berubah bukan kita, tapi faktor eksternal yang kita nggak bisa apa-apa. Yang bisa dilakukan adalah perubahan itu bisa diminimalisasi, dan yang lain mengikuti. Jadi kalau masalah internal, bisa diminimalisasi,” kata Anggito.
Anggito berharap ke depannya ketidakpastian APBN di 2009 bisa berkurang dibandingkan di 2008.
Selanjutnya, menurut Anggito,pemerintah mencoba untuk meminimalisasi agar asumsi APBN bisa dipenuhi semaksimal mungkin dalam jalur kendali.
“Kalau bisa APBN ditetapkan dan yang lain mengikuti. Misalnya harga gas, batubara, bisa diikuti dengan harga yang ditetapkan APBN. Sekarang kan tidak. Harga batubara naik, APBN ikut naik. Kita coba minimalisasi agar asumsi APBN bisa dipenuhi semaksimal mungkin. Jadi dalam kendali kita,” pungkas Anggito. (Renny/Dhita)
Demikian yang disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu usai rakor di Gedung Menko Perekonomian, Kamis, Jakarta (24/7).
“Rasanya pas. Tapi nanti kita lihat kuartal ketiga, saat pembahasan dengan DPR kita lihat idealnya seperti apa, outlook di luar seperti apa, recovery di AS seperti apa, dan berapa kecenderungan harga minyak, kami akan lihat informasi yang ada kemudian menetapkan asumsi yang paling mutakhir,” beber Anggito.
Menurut Anggito, seringnya Perubahan APBN dikarenakan adanya faktor eksternal yang harus bisa diminimalisasi.
“Yang berubah bukan kita, tapi faktor eksternal yang kita nggak bisa apa-apa. Yang bisa dilakukan adalah perubahan itu bisa diminimalisasi, dan yang lain mengikuti. Jadi kalau masalah internal, bisa diminimalisasi,” kata Anggito.
Anggito berharap ke depannya ketidakpastian APBN di 2009 bisa berkurang dibandingkan di 2008.
Selanjutnya, menurut Anggito,pemerintah mencoba untuk meminimalisasi agar asumsi APBN bisa dipenuhi semaksimal mungkin dalam jalur kendali.
“Kalau bisa APBN ditetapkan dan yang lain mengikuti. Misalnya harga gas, batubara, bisa diikuti dengan harga yang ditetapkan APBN. Sekarang kan tidak. Harga batubara naik, APBN ikut naik. Kita coba minimalisasi agar asumsi APBN bisa dipenuhi semaksimal mungkin. Jadi dalam kendali kita,” pungkas Anggito. (Renny/Dhita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar