(Jenewa) - Perundingan World Trade Organization (WTO) di Jenewa yang bertujuan melakukan liberalisasi perdagangan telah gagal. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal WTO Pascal Lamy.
Pascal membenarkan kegagalan ini dimana sejumlah pejabat menyalahkan kepada Cina, India dan Amerika Serikat karena tidak menyepakati peraturan impor. Komisaris Perdagangan Uni Eropa Peter Mandelson mengatakan, hasilnya "menyedihkan".
Perundingan itu dimulai tahun 2001 di Doha dan dipandang akan memberikan pilar bagi masa depan perdagangan global.
Hambatan utama adalah peraturan impor pertanian yang akan membolehkan sejumlah negara melindungi petani miskin dari pemaksaan tarif barang tertentu ketika harganya jatuh atau kenaikan impor.
India, Cina dan Amerika Serikat tidak menyetujui ambang batas tarif untuk peristiwa tertentu itu. Washington mengatakan, "klausul pengawalan" untuk melindungi negara-negara berkembang dari pembebasan impor ditentukan terlalu rendah.
Kemungkinan Penyelesaian?
Perundingan macet sementara para pejabat di bidang perdagangan berkumpul pada perundingan WTO hari kesembilan. "Tidak ada gunanya, pertemuan ini telah gagal. Para anggota WTO singkatnya tidak dapat menjembatani perbedaan mereka,"," kata Lamy,
Lamy menambahkan diperlukan waktu untuk menentukan "kapan dan bagaimana" anggota WTO bisa mengakhiri kebuntuan ini. Putaran perundingan Doha dimulai tahun 2001 dengan tujuan menyembuhkan ketimpangan sehingga negara sedang berkembang bisa mendapatkan keuntungan dari perdagangan yang lebih bebas.
Namun perundingan berulangkali gagal karena negara maju gagal menyetujui ketentuan akses negara berkembang ke pasar mereka. Amerika Setikat dan Uni Eropa menginginkan akses lebih besar untuk jasa ke negara berkembang seperti Cina dan India. Sedangkan negara berkembang ingin akses lebih besar bagi produk pertanian di Eropa dan Amerika Serikat. (BBC/Nurseffi)
Pascal membenarkan kegagalan ini dimana sejumlah pejabat menyalahkan kepada Cina, India dan Amerika Serikat karena tidak menyepakati peraturan impor. Komisaris Perdagangan Uni Eropa Peter Mandelson mengatakan, hasilnya "menyedihkan".
Perundingan itu dimulai tahun 2001 di Doha dan dipandang akan memberikan pilar bagi masa depan perdagangan global.
Hambatan utama adalah peraturan impor pertanian yang akan membolehkan sejumlah negara melindungi petani miskin dari pemaksaan tarif barang tertentu ketika harganya jatuh atau kenaikan impor.
India, Cina dan Amerika Serikat tidak menyetujui ambang batas tarif untuk peristiwa tertentu itu. Washington mengatakan, "klausul pengawalan" untuk melindungi negara-negara berkembang dari pembebasan impor ditentukan terlalu rendah.
Kemungkinan Penyelesaian?
Perundingan macet sementara para pejabat di bidang perdagangan berkumpul pada perundingan WTO hari kesembilan. "Tidak ada gunanya, pertemuan ini telah gagal. Para anggota WTO singkatnya tidak dapat menjembatani perbedaan mereka,"," kata Lamy,
Lamy menambahkan diperlukan waktu untuk menentukan "kapan dan bagaimana" anggota WTO bisa mengakhiri kebuntuan ini. Putaran perundingan Doha dimulai tahun 2001 dengan tujuan menyembuhkan ketimpangan sehingga negara sedang berkembang bisa mendapatkan keuntungan dari perdagangan yang lebih bebas.
Namun perundingan berulangkali gagal karena negara maju gagal menyetujui ketentuan akses negara berkembang ke pasar mereka. Amerika Setikat dan Uni Eropa menginginkan akses lebih besar untuk jasa ke negara berkembang seperti Cina dan India. Sedangkan negara berkembang ingin akses lebih besar bagi produk pertanian di Eropa dan Amerika Serikat. (BBC/Nurseffi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar