(Jenewa)- Para menteri perdagangan dari seluruh dunia bertemu di Jenewa untuk menyelamatkan putaran Doha yang diluncurkan oleh WTO tahun 2001. Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia ini ditujukan untuk menjadikan sistem perdagangan dunia lebih adil bagi negara-negara miskin dunia.
Bila tidak ada kesepakatan yang dicapai minggu ini, tidak ada lagi waktu untuk pembicaraan karena pemilihan presiden Amerika Serikat. Indonesia, melalui menteri perdagangan Mari Pangestu memimpin kelompok negara berkembang G33 dalam pertemuan yang akan dimulai Senin ini.
Perdagangan dunia telah berubah banyak sejak putaran pertama pembicaraan tentang perdagangan diluncurkan tujuh tahun lalu. Perbedaan ini muncul antara lain dengan munculnya Cina, India dan Brazil sebagai negara dengan perkembangan ekonomi pesat.
Mereka menginginkan negara maju, khususnya Uni Eropa, Jepang dan Amerika untuk mengurangi subsidi pertanian. Tetapi negara-negara itu juga diminta untuk melakukan lebih banyak dalam mengurangi tarif import dan membuka pasar mereka untuk barang-barang luar negeri.
Menteri luar negeri Brazil, Celso Amorim mengharap akan tercapai kemajuan namun ia mengaku sulit untuk meraih perjanjian. Sementara itu, Juru runding Uni Eropa, blok ekonomi terbesar dunia, Peter Mandelson memiliki mandat baru setelah pertemuan mentri hari Jumat lalu. Namun Perancis mendorongnya untuk mengurangi subsidi pertanian lebih banyak lagi.
Menteri perdagangan India, Kamal Nath mengatakan naiknya harga pangan dunia membuat langkah negara maju untuk mengurangi subsidi, menjadi lebih penting lagi. Survey bank dunia menunjukkan bila kesepakatan dicapai, keuntungannya hanya untuk sejumlah kecil negara berkembang.
Negara yang lebih miskin masih menggantungkan pada paket bantuan perdagangan. Pertemuan WTO ini akan berlangsung siang dan malam sampai akhir pekan mendatang.(BBC/Nurseffi)
Bila tidak ada kesepakatan yang dicapai minggu ini, tidak ada lagi waktu untuk pembicaraan karena pemilihan presiden Amerika Serikat. Indonesia, melalui menteri perdagangan Mari Pangestu memimpin kelompok negara berkembang G33 dalam pertemuan yang akan dimulai Senin ini.
Perdagangan dunia telah berubah banyak sejak putaran pertama pembicaraan tentang perdagangan diluncurkan tujuh tahun lalu. Perbedaan ini muncul antara lain dengan munculnya Cina, India dan Brazil sebagai negara dengan perkembangan ekonomi pesat.
Mereka menginginkan negara maju, khususnya Uni Eropa, Jepang dan Amerika untuk mengurangi subsidi pertanian. Tetapi negara-negara itu juga diminta untuk melakukan lebih banyak dalam mengurangi tarif import dan membuka pasar mereka untuk barang-barang luar negeri.
Menteri luar negeri Brazil, Celso Amorim mengharap akan tercapai kemajuan namun ia mengaku sulit untuk meraih perjanjian. Sementara itu, Juru runding Uni Eropa, blok ekonomi terbesar dunia, Peter Mandelson memiliki mandat baru setelah pertemuan mentri hari Jumat lalu. Namun Perancis mendorongnya untuk mengurangi subsidi pertanian lebih banyak lagi.
Menteri perdagangan India, Kamal Nath mengatakan naiknya harga pangan dunia membuat langkah negara maju untuk mengurangi subsidi, menjadi lebih penting lagi. Survey bank dunia menunjukkan bila kesepakatan dicapai, keuntungannya hanya untuk sejumlah kecil negara berkembang.
Negara yang lebih miskin masih menggantungkan pada paket bantuan perdagangan. Pertemuan WTO ini akan berlangsung siang dan malam sampai akhir pekan mendatang.(BBC/Nurseffi)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar