(Harare) – Zimbabwe akan memperkenalkan uang kertas bank senilai Z$ 100 milyar sebagai tanggapan atas inflasi yang menjadi-jadi, namun nilai uang tersebut hampir tidak memenuhi harga sebuah roti.
Gubernur bank sentral Gideon Gono mengatakan, Reserve Bank of Zimbabwe akan memperkenalkan uang kertas baru, dikenal dengan agro-cek khusus, untuk menopang daya beli konsumen. “Agro cek khusus baru senilai Z$ 100 milyar akan diedarkan pada hari Senin,” kata Gono dalam pernyataan yang dimuat di harian Herald.
Namun penduduk Zimbabwe menuturkan, uang kertas terbaru itu hampir-hampir tidak bernilai, bahkan tidak menutupi makan siang mereka sehari-hari. “Saat ini, untuk pengeluaran per hari, saya membutuhkan sekitar Z$ 500 milyar,” ujar seorang penduduk.
Beberapa warga Zimbabwe dilaporkan telah bersiap menyerukan nilai lembaran uang kertas yang lebih tinggi di negara yang rata-rata inflasi tahunan resminya melewati 2,200,000 persen.
Terkait hal tersebut, ahli ekonomi independen meyakini angka rata-rata yang sesungguhnya jauh berkali lipat lebih tinggi. Kemerosotan ekonomi Zimbabwe menempatkan sedikitnya 80 persen jumlah penduduk dalam kemiskinan, dan menghadapi kekurangan massal bahan-bahan pokok.
Sebelumnya, pada awal tahun, bank sentral negara telah mengeluarkan beberapa uang kertas baru sebagai tanggapan atas hiperinflasi.
Pada bulan Januari, uang kertas Z$ 10 juta dikeluarkan, diikuti dengan Z$ 50 juta. Hingga bulan Juni, lembaran uang kertas telah mencapai puluhan milyar.
Zimbabwe pernah menjadi salah satu negara terkaya di Afrika. Namun perekonomiannya carut-marut dalam beberapa tahun terakhir, dengan kebanyakan pengamat internasional menyalahkan pada kebijakan Presiden Robert Mugabe. (BBC/Lala/Internasional)
Gubernur bank sentral Gideon Gono mengatakan, Reserve Bank of Zimbabwe akan memperkenalkan uang kertas baru, dikenal dengan agro-cek khusus, untuk menopang daya beli konsumen. “Agro cek khusus baru senilai Z$ 100 milyar akan diedarkan pada hari Senin,” kata Gono dalam pernyataan yang dimuat di harian Herald.
Namun penduduk Zimbabwe menuturkan, uang kertas terbaru itu hampir-hampir tidak bernilai, bahkan tidak menutupi makan siang mereka sehari-hari. “Saat ini, untuk pengeluaran per hari, saya membutuhkan sekitar Z$ 500 milyar,” ujar seorang penduduk.
Beberapa warga Zimbabwe dilaporkan telah bersiap menyerukan nilai lembaran uang kertas yang lebih tinggi di negara yang rata-rata inflasi tahunan resminya melewati 2,200,000 persen.
Terkait hal tersebut, ahli ekonomi independen meyakini angka rata-rata yang sesungguhnya jauh berkali lipat lebih tinggi. Kemerosotan ekonomi Zimbabwe menempatkan sedikitnya 80 persen jumlah penduduk dalam kemiskinan, dan menghadapi kekurangan massal bahan-bahan pokok.
Sebelumnya, pada awal tahun, bank sentral negara telah mengeluarkan beberapa uang kertas baru sebagai tanggapan atas hiperinflasi.
Pada bulan Januari, uang kertas Z$ 10 juta dikeluarkan, diikuti dengan Z$ 50 juta. Hingga bulan Juni, lembaran uang kertas telah mencapai puluhan milyar.
Zimbabwe pernah menjadi salah satu negara terkaya di Afrika. Namun perekonomiannya carut-marut dalam beberapa tahun terakhir, dengan kebanyakan pengamat internasional menyalahkan pada kebijakan Presiden Robert Mugabe. (BBC/Lala/Internasional)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar