(Jakarta) - Pembubaran Tim Mediasi yang resmi dibubarkan dalam rapat pleno PKB di DPP PKB Kalibata semalam ternyata menuai banyak kekecewaan beberapa kader PKB. Namun, Pada akhirnya seluruh kader harus menerima keputusan tersebut sambil terus berupaya mencari celah untuk bisa mendamaikan kedua kubu.
"Saya kecewa, kenapa harus dibubarkan. Tapi, meskipun tim mediasi dibubarkan kita akan tetap lakukan upaya Islah, dalam ruang manapun yang tersedia " kata Wasekjen DPP PKB Kalibata Ichsan Abdullah pada diskusi reguler di Press Room DPR RI, Jakarta, Jum'at (8/8).
Ichsan mengaku dirinya satu - satunya orang yang menyampaikan agar tim mediasi tidak dibubarkan, tetapi karena beberapa pengurus menginginkan untuk dibubarkan maka bubarlah tim mediasi.
"Semalam saya satu - satunya orang yang agar tim mediasi tidak dibubarkan dan tetap diperbaiki. Tapi karena ada teman kita yang masih berniat seperti itu ya bubar lah tim itu " ucapnya.
Selain menuai kekecewaan, Pembubaran tim mediasi dinilai tertutupnya pintu Islah. Pasalnya, banyak pihak yang masih bingung akan memulai dari mana.
"Konflik memang harus diwakili setelah putusan MA dan keluarnya SK Menkumham. Nah, Islah harus dimulai dari putusan MA jangan mundur ke belakang lagi yang cuma lip service yang tidak akan pernah ketemu. Kita berangkat dari putusan MA, Tidak usah bingung " pungkasnya. (Ulfa)
"Saya kecewa, kenapa harus dibubarkan. Tapi, meskipun tim mediasi dibubarkan kita akan tetap lakukan upaya Islah, dalam ruang manapun yang tersedia " kata Wasekjen DPP PKB Kalibata Ichsan Abdullah pada diskusi reguler di Press Room DPR RI, Jakarta, Jum'at (8/8).
Ichsan mengaku dirinya satu - satunya orang yang menyampaikan agar tim mediasi tidak dibubarkan, tetapi karena beberapa pengurus menginginkan untuk dibubarkan maka bubarlah tim mediasi.
"Semalam saya satu - satunya orang yang agar tim mediasi tidak dibubarkan dan tetap diperbaiki. Tapi karena ada teman kita yang masih berniat seperti itu ya bubar lah tim itu " ucapnya.
Selain menuai kekecewaan, Pembubaran tim mediasi dinilai tertutupnya pintu Islah. Pasalnya, banyak pihak yang masih bingung akan memulai dari mana.
"Konflik memang harus diwakili setelah putusan MA dan keluarnya SK Menkumham. Nah, Islah harus dimulai dari putusan MA jangan mundur ke belakang lagi yang cuma lip service yang tidak akan pernah ketemu. Kita berangkat dari putusan MA, Tidak usah bingung " pungkasnya. (Ulfa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar