(Depok) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membatasi jumlah calon legislatif dari kalangan artis. Padahal saat ini banyak sekali artis yang direkrut oleh parpol-parpol lainnya.
“PDIP akan membatasi caleg-caleg artis. Dalam merekrut mereka, kita tidak melihat popularitasnya. Kita akan melihat kemampuan dari artis tersebut dan mobilitasnya di parpol," ujar Sekjen PDI-P Pramono Anung usai mengikuti penutupan KonferensiWarisan Otoritarianisme di Kampus FISIP UI Depok, Kamis (7/8).
Pramono mencontohkan Gugun Gondrong yang telah menjadi kader partai moncong putih ini sejak 1998. “atau presenter senior Sonny Tulung yang berkarya di PDIP sejak tahun 2000. Boleh atau tidaknya artis naik ke panggung politik sebenarnya bukan masalah. Amerika Serikat saja pernah dipimpin oleh Ronald Reagan yang adalah seorang artis,” jelasnya.
Meskipun seorang artis, lanjut Pramono, Reagan dekat dengan permasalahan masyarakat dan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. “Berbeda dengan itu, tren yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan kesalahan politik karena pada faktanya mereka naik hanya karena popularitas, bukan pengalaman dan kredibilitas di dunia politik,” ungkap Pramono. (Taupik/Nurseffi)
“PDIP akan membatasi caleg-caleg artis. Dalam merekrut mereka, kita tidak melihat popularitasnya. Kita akan melihat kemampuan dari artis tersebut dan mobilitasnya di parpol," ujar Sekjen PDI-P Pramono Anung usai mengikuti penutupan KonferensiWarisan Otoritarianisme di Kampus FISIP UI Depok, Kamis (7/8).
Pramono mencontohkan Gugun Gondrong yang telah menjadi kader partai moncong putih ini sejak 1998. “atau presenter senior Sonny Tulung yang berkarya di PDIP sejak tahun 2000. Boleh atau tidaknya artis naik ke panggung politik sebenarnya bukan masalah. Amerika Serikat saja pernah dipimpin oleh Ronald Reagan yang adalah seorang artis,” jelasnya.
Meskipun seorang artis, lanjut Pramono, Reagan dekat dengan permasalahan masyarakat dan memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. “Berbeda dengan itu, tren yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan kesalahan politik karena pada faktanya mereka naik hanya karena popularitas, bukan pengalaman dan kredibilitas di dunia politik,” ungkap Pramono. (Taupik/Nurseffi)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar