(Jakarta) – Dalam memilìh pemimpin nasional hendaknya jangan dilihat dari latar belakangnya, tapi faktor kompetensi menjadi hal yang harus diperhitungkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi I DPR-RI, Theo L Sambuaga dalam acara peluncuran hasil survey Pride Indonesia bertajuk "Tokoh Baru Calön Pemimpin Nasiönal Berlatar Belakang Militer’ di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (10/9).
"Hendaknya jangan dilihat hanya latar belakangnya militer atau sipil, tetapi kompetensinya, leadershipnya dan popularitynya"ujar anggota Fraksi Golkar ini.
Sementara itu, Pengamat politik, J Kristiadi mengatakan pemimpin dari kalangan militer tidak cocok di negara demokrasi. “Menurut saya tidak cocok kalau ada pemimpin militer atau eks militer bersemayam di negara demokrasi," tegas J Kristiadi. (Willy/Nurseffi)
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi I DPR-RI, Theo L Sambuaga dalam acara peluncuran hasil survey Pride Indonesia bertajuk "Tokoh Baru Calön Pemimpin Nasiönal Berlatar Belakang Militer’ di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (10/9).
"Hendaknya jangan dilihat hanya latar belakangnya militer atau sipil, tetapi kompetensinya, leadershipnya dan popularitynya"ujar anggota Fraksi Golkar ini.
Sementara itu, Pengamat politik, J Kristiadi mengatakan pemimpin dari kalangan militer tidak cocok di negara demokrasi. “Menurut saya tidak cocok kalau ada pemimpin militer atau eks militer bersemayam di negara demokrasi," tegas J Kristiadi. (Willy/Nurseffi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar