HL JAM 20.00
(Jakarta) – Pengamatan mantan Ketua MPR, Amien Rais atas persoalan kebangsaan masih tajam. Setidaknya, itu yang terbaca dalam buku karyanya ‘Selamatkan Indonesia; yang diluncurkan di Jakarta, Selasa (13/5). Peluncuran buku setebal 298 halaman itu, dihadiri mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan sejumlah tokoh lainnya.
Di antaranya, Wakil Ketua MPR Mooryati Soedibyo, Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Juga ada mantan Gubernur DKI Sutiyoso yang mendeklarasikan diri sebagai Capres 2009, bersama seratusan tamu dan undangan.
Dalam buku terbarunya itu, Amien Rais memotret berbagai permasalahan besar bangsa Indonesia saat ini. Di antaranya, utang yang mencapai US$ 148 miliar, penduduk miskin yang mencaoau lebih dari 39 juta orang, sesuai data Biro Pusat Statistik, atau 109 juta jiwa versi Bank Dunia, ditambah 12 juta orang pengangguran, dan 4,1 juta anak bergizi buruk. Lainnya, kerusakan parah infrastruktur jalan dan 72 persen hutan Indonesia, penanaman modal yang pro asing dan penjualan berbagai BUMN.
"Agenda mendesak bangsa ke depan, selamatkan Indonesia," tegas mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, yang kini kembali mengajar di almamaternya, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, setelah turun dari kursi Ketua MPR. (*/Naz)
(Jakarta) – Pengamatan mantan Ketua MPR, Amien Rais atas persoalan kebangsaan masih tajam. Setidaknya, itu yang terbaca dalam buku karyanya ‘Selamatkan Indonesia; yang diluncurkan di Jakarta, Selasa (13/5). Peluncuran buku setebal 298 halaman itu, dihadiri mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan sejumlah tokoh lainnya.
Di antaranya, Wakil Ketua MPR Mooryati Soedibyo, Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Juga ada mantan Gubernur DKI Sutiyoso yang mendeklarasikan diri sebagai Capres 2009, bersama seratusan tamu dan undangan.
Dalam buku terbarunya itu, Amien Rais memotret berbagai permasalahan besar bangsa Indonesia saat ini. Di antaranya, utang yang mencapai US$ 148 miliar, penduduk miskin yang mencaoau lebih dari 39 juta orang, sesuai data Biro Pusat Statistik, atau 109 juta jiwa versi Bank Dunia, ditambah 12 juta orang pengangguran, dan 4,1 juta anak bergizi buruk. Lainnya, kerusakan parah infrastruktur jalan dan 72 persen hutan Indonesia, penanaman modal yang pro asing dan penjualan berbagai BUMN.
"Agenda mendesak bangsa ke depan, selamatkan Indonesia," tegas mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, yang kini kembali mengajar di almamaternya, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, setelah turun dari kursi Ketua MPR. (*/Naz)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar