| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

21 Mei 2008

Presiden , Demo Masih wajar untuk Negara Demokrasi

(Jakarta)- Unjuk rasa yang saat ini terus dilancarkan mahasiswa terkait akan dinaikkannya harga BBM, masih dianggap wajar dalam negara demokrasi. Demikian disampaikan Presiden SBY, hari ini, Rabu (21/5) dalam keterangan persnya.

“Dengan catatan, unjukrasa harus dilakukan dengan tertib agar tidak menambah persoalan,"ujar Presiden.

Presiden SBY mengakui, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM karena terkait masalah global yaitu, tingginya harga minyak dunia dan krisis pangan yang juga dialami oleh negara-negara lain.

"Krisis pangan dan minyak juga dihadapi di negara-negara lain, ada unjuk rasa juga. Oleh karena itu, solusinya diperlukan kerjasama global," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Presiden meski terjadi gejolak harga minyak dan pangan, namun pemerintah
Indonesia tetap mengupayakan langkah-langkah untuk menyelamatkan perekonomian nasional sendiri tanpa bergantung pada negara lain.

"Kita tidak serta merta mengandalkan kerjasama global, tapi kita melakukan langkah sendiri mulai stabilisasi harga pangan, penghematan energi dan menyelematkan perekonomian kita," ungkap Presiden.

Terkait adanya tuntutan para pendemo dengan agenda 7 gugatan rakyat, Presiden SBY mengungkapkan setuju dan sejalan dengan tujuh gugatan rakyat yang sering disampaikan dalam aksi demonstrasi.

"Saya setuju dengan substansinya, namun semua masih harus dibicarakan," tandas Presiden.(Subhan/Pemerintahan)



Tidak ada komentar: