| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

13 Mei 2008

Privatisasi Perlebar Penguasaan Asing

(Jakarta) - Rencana pemerintah melakukan privatisasi dengan model strategic sale pada KS dianggap tidak masuk akal dan memungkinkan penguasaan asing.

"Kalau pemerintah memaksakan model strategic sale sama saja bunuh diri, karena akan merusak PT KS dalam jangka panjang,” Anggota Fraksi PKS Zulkiflimansyah menyatakan hal tersebut usai acara diskusi publik "Menolak Strategic Sale Krakatau Steel" di Gedung DPR,Jakarta,Selasa (13/5).

Menurutnya, agar kinerja PT KS relatif membaik, maka sebaiknya memakai pola privatisasi IPO daripada strategic sale.

"IPO itu bisa jadi pilihan walaupun kita tidak harus buru-buru karena kinerja dari KS relatif membaik. Apalagi alasannya kalau hanya ingin lakukan technology transfer. Dalam studi saya bertahun-tahun tidak mungkin melakukan teknologi transfer kalau kita bermitra dengan asing," ungkapnya.

Oleh karena itu, berdasarkan argumen-argumen ini jelas sekali penjualan dengan strategic sale adalah opsi yang tidak boleh dilakukan. “Srategic sale memungkinkan penguasaan strategi dalam jangka panjang oleh asing. Kalau dalam penguasaan asing, biasanya kita menjalani bottle neck (penyempitan) dalam technology development dalam jangka panjang,” ungkap Zulkiflimansyah.

Selain itu,katanya,apabila ada hambatan untuk melakukan inovasi technology,maka jangka panjang kinerja perusahaan PT KS akan memburuk dimasa datang. Akibatnya industri indonesia tidak maju. "Industri indonesia gak ada daya saing dan ekonomi akan ringkih," jelasnya.

Sedangkan IPO menurutnya pilihan yang masuk akal melihat perekonomian global Indonesia sedang tidak baik. Namun Zulkiflimansyah, menilai IPO merupakan opsi terakhir. Sehingga PT KS tetap memperbaiki kinerjanya hingga pada saat yang tepat untuk dilakukan IPO.

Ditanya mengenai privatisasi yang disinyalir untuk dana pemilu 2009, ia mengatakan, memang privatisasi ini tercium ada sisi yang cukup besar. Namun hal tersebut masih sulit untuk dibuktikan. (Renny/ Subhan Sektor Riil)




Tidak ada komentar: