(Tokyo) - Japan dan Cina diberitakan melakukan kesepakatan untuk bergabung mengembangkan bidang gas dan bagi hasil dalam memperselisihkan wilayah laut cina barat.
Surat Kabar Kyodo menyatakan pengumuman resmi diharapkan keluar diawal minggu ini, sementara harian bisnis Jepang Nikkei juga melaporkan bahwa kesepakatan telah difinalkan.
Menteri Luar Negeri Cina tidak mengomentari pemberitaan hari Senin sementara secara resmi Menteri Ekonomi,Perdagangan dan Industri Jepang mengatakan tidak ada kesepakatan yang dibuat.
"Pembicaraan masih berlangsung dan belum mencapai sepakat," dikutip pejabat resmi Jepang.
Diberitakan bahwa kesepakatan dilanjutkan bulan Mei dengan pertemuan ice breaking antara Yasuo Fukuda-Perdana Menteri Jepang- dan Hu Jintao, -Presiden Cina-, dimana dua pemimpin tersebut setuju untuk bekerjasama menyelesaikan perselisihan yang berkepanjangan ini.
Pemerintah Jepang memperkirakan bahwa di wilayah yang diperselisihkan itu terdapat cadangan minyak sebesar 180 barrel minyak, dan kedua negarapun setuju bahwa kemungkinan di wilayah tersebut terdapat kandungan minyak dan gas.
Perselisihan tidak hanya meliputi gas hak maritim, tapi juga perkara teritori dan kedaulatan.
Dua pihak telah memutuskan tapi saat ini perselisihan teritori dikesampingkan dulu dan lebih fokus pada pengembangan gas gabungan, Kyodo mengutip dari sumber diakhir diskusi.
Tujuan Tokyo sebelumnya untuk mengembangkan wilayah gas Chunxiao Cina yang lokasinya dekat dengan perbatasan yang diperdebatkan.
Kyodo mengatakan dalam kesepakatan tersebut Beijing menyetujui untuk mengijinkan Jepang berinvestasi, dan memperoleh hasilnya, termasuk proyek Chunxiao, seperti di wilayah lainnya dimana Cina menyebutnya Duanqio dan Longjing.
Wilayah timur tersebut ditargetkan untuk pengembangan gabungan kedepannya, dikatakan agen berita tersebut.(AlJazeera/Nunyunda)
Surat Kabar Kyodo menyatakan pengumuman resmi diharapkan keluar diawal minggu ini, sementara harian bisnis Jepang Nikkei juga melaporkan bahwa kesepakatan telah difinalkan.
Menteri Luar Negeri Cina tidak mengomentari pemberitaan hari Senin sementara secara resmi Menteri Ekonomi,Perdagangan dan Industri Jepang mengatakan tidak ada kesepakatan yang dibuat.
"Pembicaraan masih berlangsung dan belum mencapai sepakat," dikutip pejabat resmi Jepang.
Diberitakan bahwa kesepakatan dilanjutkan bulan Mei dengan pertemuan ice breaking antara Yasuo Fukuda-Perdana Menteri Jepang- dan Hu Jintao, -Presiden Cina-, dimana dua pemimpin tersebut setuju untuk bekerjasama menyelesaikan perselisihan yang berkepanjangan ini.
Pemerintah Jepang memperkirakan bahwa di wilayah yang diperselisihkan itu terdapat cadangan minyak sebesar 180 barrel minyak, dan kedua negarapun setuju bahwa kemungkinan di wilayah tersebut terdapat kandungan minyak dan gas.
Perselisihan tidak hanya meliputi gas hak maritim, tapi juga perkara teritori dan kedaulatan.
Dua pihak telah memutuskan tapi saat ini perselisihan teritori dikesampingkan dulu dan lebih fokus pada pengembangan gas gabungan, Kyodo mengutip dari sumber diakhir diskusi.
Tujuan Tokyo sebelumnya untuk mengembangkan wilayah gas Chunxiao Cina yang lokasinya dekat dengan perbatasan yang diperdebatkan.
Kyodo mengatakan dalam kesepakatan tersebut Beijing menyetujui untuk mengijinkan Jepang berinvestasi, dan memperoleh hasilnya, termasuk proyek Chunxiao, seperti di wilayah lainnya dimana Cina menyebutnya Duanqio dan Longjing.
Wilayah timur tersebut ditargetkan untuk pengembangan gabungan kedepannya, dikatakan agen berita tersebut.(AlJazeera/Nunyunda)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar