| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

17 Juni 2008

Lifting Gas Masuk RAPBN 2009

(Jakarta) - Pemerintah akan memasukkan komponen lifting gas dalam asumsi makro RAPBN 2009. Asumsi lifting gas yang diusulkan masuk ke RAPBN 2009 sebesar 7,526 juta mmbtu/hari atau setara 1,384 juta barel ekuivalen/hari.

Dengan asumsi lifting minyak untuk RAPBN 2009 sebesar 927-950 ribu barel/hari, maka lifting gabungan minyak dan gas (migas) mencapai 2,311-2,334 juta barel/hari.

Menurut Dirjen Migas Luluk Sumiarso, pemerintah memang berencana memasukkan lifting gas kedalam asumsi RAPBN 2009 karena mempertimbangkan produksi gas nasional yang cukup besar. Tidak hanya gas, pemerintah juga berencana memasukkan
penerimaan dari batubara sebagai asumsi RAPBN 2009.

"Kita coba ke depan nggak cuma harga minyak, karena produksi gas cukup besar. Bagaimana kalau asumsi nggak hanya minyak, tapi juga gas dan batubara," ujar Luluk.

Dalam paparan paparannya dihadapan anggota Komisi VII DPR, Selasa (17/6), Luluk mengatakan harga gas yang diusulkan sebagai acuan perhitungannya bervariasi antara US$ 4-9,8/mmbtu.

Harga gas untuk ekspor yang digunakan adalah US$ 9,8/mmbtu dan harga untuk domestik sebesar US$ 4/mmbtu. Sehingga dengan perhitungan tertentu harga rata-rata gabungannya sekitar US$ 7,2/mmbtu.

"Ini upaya pertama kami, karena sebelumnya belum pernah. Memang range-nya terlalu lebar, karena variasinya banyak sekali. Tergantung berapa cadangan gasnya dan return tertentu. Memang tidak semudah menghitung minyak," kata Luluk Sumiarso dalam

Luluk mengatakan, perhitungan harga ini berdasarkan 72 kontrak-kontrak gas yang berjalan sampai saat ini, yaitu 54 kontrak dengan harga flat (tetap), 10 kontrak dengan eskalasi harga, dan 8 menggunakan formula harga.

"Memang ada beberapa kontrak yang harganya masih rendah. Makanya kami
berencana merenegosiasi kontrak-kontrak yang ada," pungkasnya. (Renny/Ekbis-sektor Riil)


Tidak ada komentar: