(Jakarta) – Pihak yang menuduh Surat Keputusan Bersama (SKB) pemerintah mengenai Ahmadiyah sebagai permasalahan yang memicu pertikaian antara kelompok, dinilai tuduhan yang menyesatkan.
"Itu pikiran sesat menuduh SKB pemerintah sebagai masalahnya. Berarti membenarkan kekerasan brutal terhadap anak-anak, wanita, dan peserta AKKBB.” Demikian isi pesan singkat Ketua Pedoman Indonesia Fadjroel Rahman kepada IndonesiaOntime, Jakarta, hari ini (5/6).
Menurut mantan aktivis ini, berbeda agama dan keyakinan merupakan hak sipil dan hak konstitusional setiap warga negara Indonesia. Dan mutlak untuk dihargai dan dihormati.
Pentingnya dialog dan persuasif antar kelompok tersebut, tegas Fadjroel adalah nilai utama dalam demokrasi dan Islam.
Minggu lalu (1/6), Hari Kesaktian Pancasila diwarnai aksi anarkis antara Front Pembela Islam (FPI) dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di silang monas. (Mimie)
"Itu pikiran sesat menuduh SKB pemerintah sebagai masalahnya. Berarti membenarkan kekerasan brutal terhadap anak-anak, wanita, dan peserta AKKBB.” Demikian isi pesan singkat Ketua Pedoman Indonesia Fadjroel Rahman kepada IndonesiaOntime, Jakarta, hari ini (5/6).
Menurut mantan aktivis ini, berbeda agama dan keyakinan merupakan hak sipil dan hak konstitusional setiap warga negara Indonesia. Dan mutlak untuk dihargai dan dihormati.
Pentingnya dialog dan persuasif antar kelompok tersebut, tegas Fadjroel adalah nilai utama dalam demokrasi dan Islam.
Minggu lalu (1/6), Hari Kesaktian Pancasila diwarnai aksi anarkis antara Front Pembela Islam (FPI) dan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di silang monas. (Mimie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar