(Jakarta) - BI akan melakukan perubahan sasaran operasional dari suku bunga SBI satu bulan menjadi suku bunga pasar uang antar bank overnight (PUAB O/N). Hal ini disampaikan Deputi Gubernur BI Budi Mulya usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (5/6).
“Perubahan tersebut terhitung sejak 9 juni mendatang. Dengan perubahan tersebut, BI akan menjaga pergerakan suku bunga PUAB O/N di sekitar level BI Rate. Tujuannya yaitu untuk lebih mengoptimalkan Operasi Pasar Terbuka (OPT) harian melalui lelang SBI," kata Budi.
Menurut Budi, bunga PUAB O/N akan dijaga di level BI rate plus minus 300 basis poin (bps). “Di dalam frame work ada Fasbi sebagai borrower. Ada SBI Repo dan SUN Repo. Perpindahan target operasional, fasilitas koridor ini 300 bps agar simetrik. Ada OPT harian mengamankan suku bunga bergerak di sekitar BI Rate (ada pengalihan dari BI Rate dan PUAB).”
Budi mengakui pelaksanaan lelang dalam satu-tiga bulan terakhir tidak optimal. “Pasar melihat SBI adalah sinyal sebulan, padahal memahami ditempatkan dalam rupiah ada yield yang terukur (rendah di sekitar BI Rate). Surat Utang Negara (SUN) 2 sampai 8 tahun tetap ada yield. Pada 4 Juni seharusnya Rp 42 triliun, tapi yang masuk Rp 37 triliun,”jelas Budi.(Renny/Nurseffi/Keuangan)
“Perubahan tersebut terhitung sejak 9 juni mendatang. Dengan perubahan tersebut, BI akan menjaga pergerakan suku bunga PUAB O/N di sekitar level BI Rate. Tujuannya yaitu untuk lebih mengoptimalkan Operasi Pasar Terbuka (OPT) harian melalui lelang SBI," kata Budi.
Menurut Budi, bunga PUAB O/N akan dijaga di level BI rate plus minus 300 basis poin (bps). “Di dalam frame work ada Fasbi sebagai borrower. Ada SBI Repo dan SUN Repo. Perpindahan target operasional, fasilitas koridor ini 300 bps agar simetrik. Ada OPT harian mengamankan suku bunga bergerak di sekitar BI Rate (ada pengalihan dari BI Rate dan PUAB).”
Budi mengakui pelaksanaan lelang dalam satu-tiga bulan terakhir tidak optimal. “Pasar melihat SBI adalah sinyal sebulan, padahal memahami ditempatkan dalam rupiah ada yield yang terukur (rendah di sekitar BI Rate). Surat Utang Negara (SUN) 2 sampai 8 tahun tetap ada yield. Pada 4 Juni seharusnya Rp 42 triliun, tapi yang masuk Rp 37 triliun,”jelas Budi.(Renny/Nurseffi/Keuangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar