| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

31 Juli 2008

Amerika Serikat harus Tarik Pasukannya dari Irak

(Jakarta) - Direktur Lembaga Muqtadha Al-Sadr Baghdad Sheikh Madjid Kadzim meminta agar International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merekomendasikan seruan kepada dunia internasional untuk menarik pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dari Irak.

Kadzim menilai konflik dan krisis yang terjadi di tanah Irak lebih banyak dipicu oleh negara - negara Barat terutama AS. Sejak kedatangan pasukan AS selalu ada peledakan bom dan penghancuran masjid - masjid baik masjid Sunni maupun Syiah.

"Kita selama ribuan tahun tidak pernah perang saudara, tidak ada sengketa dalam negeri hingga masuknya tentara AS ke negara kami, Sejak kedatangan pasukan AS, selalu ada peledakan bom, penghancuran masjid-masjid, baik masjid Sunni maupun Syiah," kata Kadzim kepada wartawan di sela-sela acara ICIS di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu malam (30/7).

Kazim menambahkan AS dan sekutu-sekutunya yang menjadikan negara Irak terlibat dalam perang saudara. Konflik yang terjadi antara Sunni dan Syiah merupakan hal yang patut dipertanyakan penyebabnya.

"Bahkan telah terjadi penghancuran tempat lahirnya Sheikh Abdul Qadir Jailani dan juga tokoh Syiah. AS-lah yang menjadi sebab penghancuran tersebut," katanya.
Kazim menambahkan keluarnya pasukan AS dari Irak merupakan langkah yang strategis yang dapat mengembalikan kestabilan di Irak serta dapat memberikan keleluasaan bagi Irak untuk menentukan sendiri nasibnya.

"Hal itu merupakan langkah praktis dan strategis yang bisa mengembalikan kestabilan dalam negerinya adalah keluarnya pasukan AS dari Irak dan memberikan keleluasaan kepada bangsa Irak untuk menentukan nasibnya sendiri," tukasnya. (Ulfa)

Tidak ada komentar: