(Islamabad) – Amerika tetap menganggap Pakistan sebagai sekutu utama dalam perangnya terhadap teror. Demikian dikatakan Presiden AS George W Bush saat melawat Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani.
Setelah pembicaraan, Bush mengatakan Gilani telah menyatakan komitmen kuat untuk mengamankan perbatasan Pakistan dan Afghanistan.
Persoalan perbatasan telah menyebabkan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir, dengan AS mendesak Pakistan agar menentang militan Islam.
Perbincangan ini mengemuka saat tokoh senior al-Qaeda dilaporkan tewas dalam serangan rudal di wilayah perbatasan.
Midhat Mursi al-Sayid Umar, ahli senjata kimia terkemuka yang dikatakan AS telah melatih prajurit militan di Afghanistan, dikabarkan terbunuh bersama dengan enam lainnya di Waziristan Selatan dalam serangan hari Senin lalu.
Serangan diperkirakan berasal dari pasukan AS, namun hal ini belum dikonfirmasikan lebih lanjut.
Dalam wawancara dengan CNN beberapa jam setelah perbincangan, Gilani menyatakan jika serangan tersebut terbukti operasi yang dilancarkan AS, maka ini akan menjadi pelanggaran terhadap kedaulatan negaranya.
Gilani menyerukan pada AS agar tidak bertindak secara sepihak terhadap militan Islam di Pakistan, seraya menambahkan bahwa pada dasarnya warga Amerika sedikit tidak sabar.
“Kita harus lebih mengedepankan kerjasama satu sama lain dan ini merupakan tugas kita karena kita sedang memerangi perang untuk kita sendiri,” katanya.
Pejabat AS dan Afghanistan mengatakan militan Taliban dan al-Qaeda telah mendirikan benteng mereka di perbatasan Pakistan bagian barat, tempat mereka melancarkan serangan ke Afghanistan.
Baru-baru ini, AS mengungkapkan kekhawatiran mengenai cara Pakistan menangani militansi Islam di wilayah itu, sementara Pakistan mengeluhkan serangan didalam perbatasannya dapat mengancam hubungan bilateral kedua negara. (BBC/Lala/Internasional)
Setelah pembicaraan, Bush mengatakan Gilani telah menyatakan komitmen kuat untuk mengamankan perbatasan Pakistan dan Afghanistan.
Persoalan perbatasan telah menyebabkan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir, dengan AS mendesak Pakistan agar menentang militan Islam.
Perbincangan ini mengemuka saat tokoh senior al-Qaeda dilaporkan tewas dalam serangan rudal di wilayah perbatasan.
Midhat Mursi al-Sayid Umar, ahli senjata kimia terkemuka yang dikatakan AS telah melatih prajurit militan di Afghanistan, dikabarkan terbunuh bersama dengan enam lainnya di Waziristan Selatan dalam serangan hari Senin lalu.
Serangan diperkirakan berasal dari pasukan AS, namun hal ini belum dikonfirmasikan lebih lanjut.
Dalam wawancara dengan CNN beberapa jam setelah perbincangan, Gilani menyatakan jika serangan tersebut terbukti operasi yang dilancarkan AS, maka ini akan menjadi pelanggaran terhadap kedaulatan negaranya.
Gilani menyerukan pada AS agar tidak bertindak secara sepihak terhadap militan Islam di Pakistan, seraya menambahkan bahwa pada dasarnya warga Amerika sedikit tidak sabar.
“Kita harus lebih mengedepankan kerjasama satu sama lain dan ini merupakan tugas kita karena kita sedang memerangi perang untuk kita sendiri,” katanya.
Pejabat AS dan Afghanistan mengatakan militan Taliban dan al-Qaeda telah mendirikan benteng mereka di perbatasan Pakistan bagian barat, tempat mereka melancarkan serangan ke Afghanistan.
Baru-baru ini, AS mengungkapkan kekhawatiran mengenai cara Pakistan menangani militansi Islam di wilayah itu, sementara Pakistan mengeluhkan serangan didalam perbatasannya dapat mengancam hubungan bilateral kedua negara. (BBC/Lala/Internasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar