(Kuala Lumpur) - Para pemimpin delapan negara berkembang, atau D8, yang mengadakan pertemuan di Malaysia memperingatkan perlu diambil tindakan untuk mengatasi peningkatan harga pangan dan minyak.
Dalam pertemuan itu tuan rumah Perdana Mentri Malaysia, Abdullah Badawi, memperingatkan masalah pangan bisa menimbulkan kerusuhan politik di sejumlah negara.
Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan negara berkembang saat ini menghadapi masalah karena lonjakan harga minyak dunia.
Untuk itu, para pemimpin D8 mendesak agar diambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi pangan dan minyak, serta meninjau kembali penggunaan lahan untuk bahan bakar nabati.
Sementara Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, yang hadir dalam KTT D8 di Malaysia mengungkapkan adanya pandangan bersama bahwa krisis pangan membutuhkan solusi tingkat global. "Jadi kami tidak berpretensi mencari solusi global namun pada dasarnya disepakati untuk mengambil langkah-langkah kerjasama praktis antar negara anggota, terutama dalam produksi pangan," tuturnya.
Hasan Wirayudha menegaskan lokasi geografis dari negara-negara anggota D8 yang tersebar luas tidak menjadi hambatan dalam kerjasama praktis itu. "Negara-negara anggota D8 yang memupuyai surplus dari kenaikan harga minyak, tentunya dengan mudah bisa menggunakan modalnya untuk diinvestasikan di negara-negara yang mempunyai lahan luas." Tambahnya.
Adapun kelompok D8 ini terdiri dari Indonesia, Malaysia, Iran, Turki, Nigeria, Bangladesh, dan Mesir. (BBC/Lala/Internasional)
Dalam pertemuan itu tuan rumah Perdana Mentri Malaysia, Abdullah Badawi, memperingatkan masalah pangan bisa menimbulkan kerusuhan politik di sejumlah negara.
Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan negara berkembang saat ini menghadapi masalah karena lonjakan harga minyak dunia.
Untuk itu, para pemimpin D8 mendesak agar diambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi pangan dan minyak, serta meninjau kembali penggunaan lahan untuk bahan bakar nabati.
Sementara Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, yang hadir dalam KTT D8 di Malaysia mengungkapkan adanya pandangan bersama bahwa krisis pangan membutuhkan solusi tingkat global. "Jadi kami tidak berpretensi mencari solusi global namun pada dasarnya disepakati untuk mengambil langkah-langkah kerjasama praktis antar negara anggota, terutama dalam produksi pangan," tuturnya.
Hasan Wirayudha menegaskan lokasi geografis dari negara-negara anggota D8 yang tersebar luas tidak menjadi hambatan dalam kerjasama praktis itu. "Negara-negara anggota D8 yang memupuyai surplus dari kenaikan harga minyak, tentunya dengan mudah bisa menggunakan modalnya untuk diinvestasikan di negara-negara yang mempunyai lahan luas." Tambahnya.
Adapun kelompok D8 ini terdiri dari Indonesia, Malaysia, Iran, Turki, Nigeria, Bangladesh, dan Mesir. (BBC/Lala/Internasional)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar