| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

31 Juli 2008

Dampak Konflik Politik Terhadap Pendidikan Di Pakistan

(Jakarta) – Delegasi Pakistan, Dr. Muhammad Farooq Khan, mengupas kondisi pendidikan di Pakistan sebagai dampak dari konflik-konflik di negaranya. Hal tersebut di ungkapkannya dalam acara konferensi yang dihadiri 300 para ulama dan cendikiawan Muslim se-Dunia dari 64, yang diadakan di Hotel Borobudur sejak hari Selasa lalu (29/7).

Farooq mengungkapkan dalam laporan diskusi parallel-nya bahwa, “Dalam bidang pendidikan, sayangnya terabaikan sejak dari mulainya pengausaan oleh sekelompok golongan. Sebagai hasil setelah 60 tahun kemerdekaan berpendidikan rata-rata menjadi rendah sebesar 20 persen. Meskipun pemerintah menuntut berpendidikan menjadi 40 persen, hal tersebut disebakan pemerintah berpikir bahwa setiap orang dianggap terpelajar jika dia mereka dapatmenulis namanya sendiri dalam bahasa Urdu,”

Menanggapi kondisi tersebut, dia mengatakan bahwa pendidikan normal di Pakistan dibagi dalam menjadi tiga sistem berdasarkan kelas, yaitu lembaga pendidikan swasta yang mahal bagi kamu elit, lembaga pendidikan yang biaya menengah untuk kamu birokrat dan politisi. Kaum menengah ini mewakili satu persen dari total jumlah anak yang bersekolah.

Dalam forum International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini, Farooq Khan sebagai delegasi Pakistan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempublikasikan salah satu solusi yang sudah dirumuskan oleh pemerintahnya dalam menangani kondisi pendidkan di negaranya. Solusi tersebut diungkapkannya bahwa ”Pemerintah Pakistan harus berjanji untuk memberikan keadilan terhadap rakyatnya dan pemimpin yang jujur dengan pola piker yang moderat. Mereka harus mengurangi kemelaratan dan penyebaran pendidikan melalui sumber daya internal. Mereka juga harus meningkatkan kurikulum seminar berdasarkan pada Quran dan Sunnah yang sejajar dengan pendidikan modern.” (Nunyunda)

Tidak ada komentar: