(Jakarta) – Presentasi Wakil Konselor Universitas Islam Swat NWFP Pakistan, Dr.Muhammad Farooq Khan, mengangkat tema Understanding Conflict and Tension in Pakistan : Its Anatomy and Solution.
Tema tersebut dipresentasikan hari Kamis (31/7) pagi ini, dalam acara International Conference of Islamic Scholars (ICIS), yang diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta. Tema itu diangkat karena dilatarbelakangi oleh konflik-konflik yang terjadi di Pakistan beserta kondisi negara yang sedang casrut marut diberbagai aspeknya.
“Kemelaratan dan ketidaktahuan adalah sebuah kenyataan, sebuah dasar dan masalah pokok di Pakistan, sejak dari awal negara ini adalah negara miskin yang tidak mempunyai sumber daya alam dan terdapat jurang pemisah yang tinggi antara yang miskin dan kaya. Curang pemisah ini meninggi ketika Pakistan memilih untuk membangun kekuatan militer yang kuat dikarena oleh perselisihan Kashmir.” Dinyatakan Farooq Khan dalam presentasinya.
Ditambahkannya lagi bahwa keputusan tersebut muncul sebagai Bantuan Militer yang secara langsung jatuh ketangan kaum elite, para birokrat, para tuan tanah dan militer., yang lebih lanjut melebarkan jurang pemisah antara yang miskin dan kaya. Hal ini memunculkan sebuah gelombang konsumen yang berdasarkan pada ekonomi tapi tanpa dasar industri. (Nunyunda)
Tema tersebut dipresentasikan hari Kamis (31/7) pagi ini, dalam acara International Conference of Islamic Scholars (ICIS), yang diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta. Tema itu diangkat karena dilatarbelakangi oleh konflik-konflik yang terjadi di Pakistan beserta kondisi negara yang sedang casrut marut diberbagai aspeknya.
“Kemelaratan dan ketidaktahuan adalah sebuah kenyataan, sebuah dasar dan masalah pokok di Pakistan, sejak dari awal negara ini adalah negara miskin yang tidak mempunyai sumber daya alam dan terdapat jurang pemisah yang tinggi antara yang miskin dan kaya. Curang pemisah ini meninggi ketika Pakistan memilih untuk membangun kekuatan militer yang kuat dikarena oleh perselisihan Kashmir.” Dinyatakan Farooq Khan dalam presentasinya.
Ditambahkannya lagi bahwa keputusan tersebut muncul sebagai Bantuan Militer yang secara langsung jatuh ketangan kaum elite, para birokrat, para tuan tanah dan militer., yang lebih lanjut melebarkan jurang pemisah antara yang miskin dan kaya. Hal ini memunculkan sebuah gelombang konsumen yang berdasarkan pada ekonomi tapi tanpa dasar industri. (Nunyunda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar