(Jakarta) - Tingginya angka golongan putih (golput) terjadi karena adanya apatisme dan pelaku golput yang berpendidikan tinggi.
“Semakin ke kota maka golputnya semakin besar karena tidak dimobilisasi. Selain itu, Golput memang juga bisa terjadi karena alasan administrasi,” kata Pengamat Politik dari LIPI Siti Zuhro di Jakarta, Kamis (31/7).
Siti menambahkan tingginya golput juga disebabkan para calon pemilih merasa apatis. “Isu ini memang ditimpakan kepada partai. Golput pilkada di Jawa Timur itu tinggi tapi di kabupaten/kota tidak setinggi itu. Sepertinya nanti akan tinggi juga di level presiden,” ujar Siti.
Namun, imbuh Siti, sikap golput itu bisa berubah ketika disodori dengan pemimpin yang bisa menggebrak, maka antuasiasme itu akan tinggi. (Nurseffi)
“Semakin ke kota maka golputnya semakin besar karena tidak dimobilisasi. Selain itu, Golput memang juga bisa terjadi karena alasan administrasi,” kata Pengamat Politik dari LIPI Siti Zuhro di Jakarta, Kamis (31/7).
Siti menambahkan tingginya golput juga disebabkan para calon pemilih merasa apatis. “Isu ini memang ditimpakan kepada partai. Golput pilkada di Jawa Timur itu tinggi tapi di kabupaten/kota tidak setinggi itu. Sepertinya nanti akan tinggi juga di level presiden,” ujar Siti.
Namun, imbuh Siti, sikap golput itu bisa berubah ketika disodori dengan pemimpin yang bisa menggebrak, maka antuasiasme itu akan tinggi. (Nurseffi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar