| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

31 Juli 2008

Hidayat Nurwahid Yakin Palestina Bisa Merdeka

(Jakarta) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nurwahid menegaskan, dalam membantu masalah Palestina tidak boleh dilihat hanya dari sisi imbauan dan emosi semata tetapi harus diberikan kontribusi yang konkrit. Umat Islam, kata dia, memiliki kemampuan lebih dari itu.

Demikian Hidayat Nurwahid menyampaikan hal tersebut disela-sela acara The 3rd International Conference of Islamic Scholars di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (31/7).

Menurut Hidayat, Indonesia selama ini telah memberikan kontribusi yang konkrit untuk membantu rakyat Palestina dengan cara menghadirkan beragam program dan kegiatan untuk Palestina seperti demo, mengumpulkan bantuan dana dan malam budaya.

“Indonesia suatu negara dengan komunitas umat Islam yang sangat jauh dari Palestina, bahkan belum pernah kesana atau sholat di masjidil Aqsha tapi kita mencoba memberikan satu kontribusi yang konkrit. Seperti 2 minggu lalu diselengarakan konferensi Asia-Afrika di Jakarta untuk Bantu Palestina siapkan kadernya bangun Palestina kedepan,” terangnya.

Meskipun penyelenggaraan bantuan di Indonesia masih banyak kekurangan, Hidayat berharap tindakan Indonesia ini bisa memacu negara-negara disekitar Palestina seperti negara-negara Arab untuk melakukan tindakan yang jauh lebih konkrit.

“Kalau itu bisa diselenggarakan disini dengan segala kekurangan, itu kami harap bisa berikan dorongan agar saudara-saudara kita yang tinggal disekitar Palestina seperti negara - negara Arab untuk bisa lakukan hal yang lebih kongkrit, lebih kuat. Karena sebenarnya mereka itu mampu dan keuangan mereka lebih baik. Kedekatan emosi mereka kan lebih, mereka sama-sama Arab. Kemudian juga kalau bersatu padu maka mampu hadirkan solusi yang lebih kuat,” kata dia.

Menurut Hidayat, selama ini Bangsa Arab bukan tidak bergerak tetapi karena begitu kuatnya tekanan AS dalam menggempur Palestina dan membuat kesan seolah - olah masalah Palestina bukan permasalahan Bangsa Arab dan Islam melainkan masalah Palestina dan Israel. Dan hal ini, membuat Bangsa Arab sulit melakukan berbagai terobosan.

“Sebenarnya mereka juga ingin bergerak dan mereka juga melakukan beberapa terobosan, tetapi memang begitu kuatnya tekanan AS dan upaya untuk menghadirkan seolah-olah Palestina bukan masalah dunia Arab dan Islam. tapi masalah Pastina dan Israel, sehingga masalah ini dibuat seolah-olah sektoral dibuat untuk tak libatkan bangsa lain untuk Bantu Palestina. Tapi sebenarnya masalah yang tidak sektoral, bukan antara satu bangsa dengan Bangsa lain, tapi masalah bagaimana membebaskan satu bangsa, memberikan keadilan kesana,” paparnya.

Hidayat optimis suatu hari nanti Palestina akan merdeka. harus ada kerjasama yang kuat didalam tubuh Palestina sendiri. misalnya, Fatah dan Hamas harus duduk bersama untuk menghadirkan terobosan yang diberikan Saudi Arabia, Yaman dan negara-negara Islam lainnya.

“Itu kita harus optimis, kemerdekaan Palestina adalah sesuatu yang sangat terbuka dan bisa dilakukan tapi untuk melaksanakannya harus ada kerjasama yang kuat diantara bangsa palestina sendiri agar mereka bisa selesaikan masalah internal mereka. Fatah dan Hamas harus duduk bersama untuk hadirkan apa yang terrobosan yang telah diberikan Saudi Arabia, yaman dan negara Islam lain. Mereka harus bersatu padu dan kuat sehingga yang lain bisa lebih kuat dalam membantu,” tukasnya. (Ulfa)

Tidak ada komentar: