| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

07 Juli 2008

Golput Akan Meningkat pada Pemilu 2009 dan Picu Pembangkangan Publik

(Jakarta) – Jumlah golput pada Pemilu 2009 diprediksikan akan meningkat akibat terus bertambahnya kekecewaan pemilih pada sistem pemilu, kandidat calon yang muncul dan keseluruhan sistem politik di Indonesia.

Demikian prediksi pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris, dalam peluncuran buku karya Rahman Toleng di Jakarta, Senin (7/7).

“Kencenderungan golput akan naik pada pemilu 2009 dan umumnya disebakan oleh alasan-alasan yang politis, “ kata Syamsudin.

Syamsuddin mengatakan, golput yang ia maksud bukan golput yang disebabkan oleh faktor teknis, “Memang ada kasus golput yang disebakan oleh masalah teknis seperti pendaftaran pemilih yang tidak baik. Kalau golput teknis ini tidak masalah dan bukan persoalan, “ ujarnya.

Menurut Dia, jumlah golput sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi hasil pemilihan umum yang berlangsung karena kemenangan suatu calon pada pemilu didasarkan pada pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Ia mencontohkan di banyak negara, banyak yang partisipasi pemilihya dibawah 50 persen.

Dalam konteks Indonesia, menurut Haris, partispasi pemilih diperkirakan masih diatas 60 persen, “Sebetulnya secara nasional kalau kita melihat Pilkada masih diatas 60 persen partsipasinya dan hal itu masih cukup wajar. Jadi, kalau pemilu yang akan datang masih ada 60 persen ya masih cukup wajar, “ jelasnya.

Namun demikian, lanjut Syamsuddin, pemerintah harus segera mengatisipasi kecenderungan naiknya kaum golput ini, “Sebab, kalau tidak , akan muncul pembangkangan umum, contohnya tidak mau bayar pajak, “ pungkasnya.(Taupik/Adi/Pol)


Tidak ada komentar: