(Harare) – Partai yang berkuasa di Zimbabwe, Zanu-PF, dan oposisi MDC telah mendekati proses penandatanganan perjanjian yang menguraikan kerangka kerja perbincangan mengenai krisis politik negara itu. Hal ini dikatakan duta PBB ke Zimbabwe, Haile Menkerios.
Menkerios mengharapkan perjanjian akan ditandatangani oleh Presiden Robert Mugabe dan pimpinan oposisi Morgan Tsvangirai. Perjanjian dijadwalkan untuk ditandatangani pekan lalu, namun Tsvangirai menarik diri.
Menkerios mengaku yakin, kedua pria tersebut telah sepakat mengenai rancangan nota yang mencantumkan perihal dimana negosiasi langsung dapat diberlakukan. Namun, lanjutnya, mereka harus menjadi pihak yang menandatangani dokumen untuk memuluskan jalan pembicaraan.
Kedua pihak terkunci dalam perselisihan mengenai pemilihan presiden, yang diklaim keduanya telah dimenangkan masing-masing pihak.
Tsvangirai menyimpan lebih banyak suara dalam pemilihan presiden awal, namun pejabat pemilihan menegaskan tidak ada pemenang palsu dan menyerukan diadakan pemilihan ulang.
Mugabe, yang memenangkan pemilihan ulang dengan menjadi satu-satunya kandidat setelah Tsvangirai menarik diri, menuding pemerintah memasang kampanye kekerasan melawan pendukungnya.
Sementara itu, partai oposisi Tsvangirai, Gerakan Perubahan Demokratik (MDC), masih memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum setuju berdialog dengan Mugabe.
Jurubicara partai, George Sibotshiwe menyatakan pembicaraan masa depan akan tetap bersyarat pada penghentian kekerasan dan pelepasan seluruh tahanan politik. “Kami ingin pemerintah yang menciptakan podium bagi kami untuk mendemokratisasikan masyarakat, agar kami memiliki pemilihan yang bebas dan adil,” ujarnya. (BBC/Lala/Internasional)
Menkerios mengharapkan perjanjian akan ditandatangani oleh Presiden Robert Mugabe dan pimpinan oposisi Morgan Tsvangirai. Perjanjian dijadwalkan untuk ditandatangani pekan lalu, namun Tsvangirai menarik diri.
Menkerios mengaku yakin, kedua pria tersebut telah sepakat mengenai rancangan nota yang mencantumkan perihal dimana negosiasi langsung dapat diberlakukan. Namun, lanjutnya, mereka harus menjadi pihak yang menandatangani dokumen untuk memuluskan jalan pembicaraan.
Kedua pihak terkunci dalam perselisihan mengenai pemilihan presiden, yang diklaim keduanya telah dimenangkan masing-masing pihak.
Tsvangirai menyimpan lebih banyak suara dalam pemilihan presiden awal, namun pejabat pemilihan menegaskan tidak ada pemenang palsu dan menyerukan diadakan pemilihan ulang.
Mugabe, yang memenangkan pemilihan ulang dengan menjadi satu-satunya kandidat setelah Tsvangirai menarik diri, menuding pemerintah memasang kampanye kekerasan melawan pendukungnya.
Sementara itu, partai oposisi Tsvangirai, Gerakan Perubahan Demokratik (MDC), masih memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum setuju berdialog dengan Mugabe.
Jurubicara partai, George Sibotshiwe menyatakan pembicaraan masa depan akan tetap bersyarat pada penghentian kekerasan dan pelepasan seluruh tahanan politik. “Kami ingin pemerintah yang menciptakan podium bagi kami untuk mendemokratisasikan masyarakat, agar kami memiliki pemilihan yang bebas dan adil,” ujarnya. (BBC/Lala/Internasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar