(Jenewa) - Para delegasi yang menghadiri apa yang dianggap sebagai pertemuan menentukan tentang perdagangan dunia, mengatakan ada petunjuk dicapai kemajuan.
Kepala perdagangan Uni Eropa, Peter Mandelson mengatakan usulan yang telah diajukan tidak sempurna namun dia berharap akan tercapai satu kesepakatan.
Dirjen WTO, Pascal Lamy, memperingatkan situasi yang genting untuk mencapai kesepakatan. "Saya rasa kesepakatan yang ingin kalian semua capai di sini dalam minggu ini, tidak akan terwujud dengan dampak yang jelas. Ini kenyataan yang gamblang. Situasinya sangat kritis, antara sukses dan gagal.” katanya.
"Saya yakin paket Doha yang saling menguntungkan, sangat mungkin dicapai, tetapi anda semua harus mempertimbangkan sikap anda secepatnya," tambah Lamy.
Para menteri perdagangan dari tiga puluh negara bertemu sejak hari Senin dalam upaya meraih perjanjian sebelum pemilihan presiden Amerika.
Delegasi India berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, namun delegasi Brazil mengatakan perundingan itu merupakan langkah besar, sementara perwakilan Amerika mengatakan kesepakatan sementara akan dicapai.
Sementara itu Menteri Perdagangan Indonesia, Marie Pangestu mengatakan kepada BBC bahwa usulan dari kelompok G7 dalam WTO yang terdiri dari Uni Eropa, Amerika, Australia, Jepang, Cina, India dan Brasil ini memang menyediakan landasan untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Marie Pangestu mengatakan kelompok negara berkembang yang membahas usulan dari negara-negara G7, masih belum seia sekata soal usulan itu. Indonesia sendiri, kata Marie, masih keberatan dengan "special safeguard mechanism" yaitu mekanisme dimana negara-negara berkembang boleh memberlakukan bea masuk sementara kepada produk-produk pertanian impor bilamana produk pertanian impor mendadak tinggi sehingga produk pertanian yang sensitif di negara tertentu seperti beras, harganya anjlok di dalam negeri. (BBC/Lala/Internasional)
Kepala perdagangan Uni Eropa, Peter Mandelson mengatakan usulan yang telah diajukan tidak sempurna namun dia berharap akan tercapai satu kesepakatan.
Dirjen WTO, Pascal Lamy, memperingatkan situasi yang genting untuk mencapai kesepakatan. "Saya rasa kesepakatan yang ingin kalian semua capai di sini dalam minggu ini, tidak akan terwujud dengan dampak yang jelas. Ini kenyataan yang gamblang. Situasinya sangat kritis, antara sukses dan gagal.” katanya.
"Saya yakin paket Doha yang saling menguntungkan, sangat mungkin dicapai, tetapi anda semua harus mempertimbangkan sikap anda secepatnya," tambah Lamy.
Para menteri perdagangan dari tiga puluh negara bertemu sejak hari Senin dalam upaya meraih perjanjian sebelum pemilihan presiden Amerika.
Delegasi India berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, namun delegasi Brazil mengatakan perundingan itu merupakan langkah besar, sementara perwakilan Amerika mengatakan kesepakatan sementara akan dicapai.
Sementara itu Menteri Perdagangan Indonesia, Marie Pangestu mengatakan kepada BBC bahwa usulan dari kelompok G7 dalam WTO yang terdiri dari Uni Eropa, Amerika, Australia, Jepang, Cina, India dan Brasil ini memang menyediakan landasan untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Marie Pangestu mengatakan kelompok negara berkembang yang membahas usulan dari negara-negara G7, masih belum seia sekata soal usulan itu. Indonesia sendiri, kata Marie, masih keberatan dengan "special safeguard mechanism" yaitu mekanisme dimana negara-negara berkembang boleh memberlakukan bea masuk sementara kepada produk-produk pertanian impor bilamana produk pertanian impor mendadak tinggi sehingga produk pertanian yang sensitif di negara tertentu seperti beras, harganya anjlok di dalam negeri. (BBC/Lala/Internasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar