(Jakarta) - PT Semen Gresik (Persero) Tbk (PTSG) pada semester I 2008 masih mengalami peningkatan yang luar biasa dan diatas rata-rata industri, dimana diperoleh laba bersih sebesar Rp 1,139 triliun maka terjadi peningkatan sebesar 62,76 persen.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Semen Gresik, Dwi Soetjipto dalam keterangan pers Laporan kinerja PT Semen Gresik (Persero) Tbk semester I 2008, Jakarta (31/7).
“Laba bersih semester I 2008 ini meningkat dibandingkan semester I 2007 diperoleh laba bersih sebesar Rp 699,6 miliar,” jelasnya.
Menurut Dwi, hasil tersebut dicapai melalui pendapatan yang berhasil diraih sebesar Rp 5,697 triliun, meningkat 28,6 persen dibanding semester I tahun lalu dan usaha-usaha peningkatan efisiensi untuk menekan biaya operasional.
Total volume penjualan yang dapat diraih, termasuk ekspor sebesar 8.899.323 ton. Hal tersebut dapat mengakibatkan EBITDA di semeseter I tercatat Rp 1,780 triliun, meningkat 53,6 persen dari semester I tahun lalu sebesar Rp 1,159 triliun.
Dwi mengungkapkan, ditengah situasi yang sulit terkait dengan krisis energi dan pangan, namun perseroan dapat terus meningkat kinerjanya.
“Ini mencerminkan proses bisnis perseroan yang berjalan dengan baik serta upaya efisiensi di seluruh sektor yang dijalankan disiplin,” urainya.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, pertumbuhan kinerja perseroan yang berkesinambungan juga berkat cepatnya memanfaatkan peluang yang ada dan tetap fokus secara konsisten pada strategi optimalisasi margin dengan tetap mempertahankan pangsa pasar domestik. (Renny)
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Semen Gresik, Dwi Soetjipto dalam keterangan pers Laporan kinerja PT Semen Gresik (Persero) Tbk semester I 2008, Jakarta (31/7).
“Laba bersih semester I 2008 ini meningkat dibandingkan semester I 2007 diperoleh laba bersih sebesar Rp 699,6 miliar,” jelasnya.
Menurut Dwi, hasil tersebut dicapai melalui pendapatan yang berhasil diraih sebesar Rp 5,697 triliun, meningkat 28,6 persen dibanding semester I tahun lalu dan usaha-usaha peningkatan efisiensi untuk menekan biaya operasional.
Total volume penjualan yang dapat diraih, termasuk ekspor sebesar 8.899.323 ton. Hal tersebut dapat mengakibatkan EBITDA di semeseter I tercatat Rp 1,780 triliun, meningkat 53,6 persen dari semester I tahun lalu sebesar Rp 1,159 triliun.
Dwi mengungkapkan, ditengah situasi yang sulit terkait dengan krisis energi dan pangan, namun perseroan dapat terus meningkat kinerjanya.
“Ini mencerminkan proses bisnis perseroan yang berjalan dengan baik serta upaya efisiensi di seluruh sektor yang dijalankan disiplin,” urainya.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, pertumbuhan kinerja perseroan yang berkesinambungan juga berkat cepatnya memanfaatkan peluang yang ada dan tetap fokus secara konsisten pada strategi optimalisasi margin dengan tetap mempertahankan pangsa pasar domestik. (Renny)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar