| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

08 Agustus 2008

Demonstrasi Merebak Di Mauritania Pasca Kudeta

(Nouakchott) – Aksi unjuk rasa berlangsung di Mauritania, Jumat (8/8), setelah insiden perebutan kekuasaan yang menggulingkan presiden terpilih secara demokratis untuk pertama kalinya di negara itu.

Kepolisian di ibukota Nouakchott berusaha menghalau demonstrasi ratusan orang yang menentang pemimpin kudeta, Jenderal Mohamed Ould Abdelaziz.

Sebelumnya, sekitar 1,000 orang berbaris menyusuri ibukota seraya menyerukan nama sang jenderal.

Uni Afrika telah meminta pelepasan penahanan Presiden Sidi Ould Cheikh Abdallahi, yang ditahan militer pembelot pada hari Kamis, setelah dia berupaya memecat empat pejabat tinggi militer, termasuk Abdelaziz, kepala pengawal presiden.

Perdana Menteri Yahia Ould Ahmed El-Ouakef, yang juga ditahan pemimpin kudeta, dilaporkan telah dipindahkan ke barack dekat kantor kepresidenan. Adapun, keberadaan presiden masih belum jelas.

Putrinya, Amal Cheikh Abdallahi, mengaku tidak tahu ayahnya berada dimana. “Saya sangat khawatir dengan kesehatan dan keamanannya,” katanya pada BBC.

“Dia tidak memiliki hak untuk bergerak atay menelepon. Dia tidak punya telepon. Dia tidak punya kebebasan,” lanjutnya.

Sementara itu Dewan Pemerintahan yang baru mengungkapkan dalam pernyataan bahwa pemilihan akan diadakan sesegera mungkin dan akan berjalan bebas dan transparan.

Dewan akan berperan sebagai pengawas penyelenggaraan pemilihan presiden yang memungkinkan diluncurkannya kembali proses demokrasi di negara itu. Dewan, tambahnya, akan terlibat dalam dialog dengan seluruh partai politik dan seluruh institusi umum dalam mengorganisir pemilihan ini. (BBC/Lala/Internasional)

Tidak ada komentar: