(Gaza) - Menteri Dalam Negeri Pemerintah Hamas yang disingkirkan mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya telah membebaskan 150 tahanan dari penjara mereka di Gaza, termasuk para pemimpin senior pemerintah Fatah yang merupakan tandingan mereka.
Menteri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi mereka telah membebaskan 150 tahanan yang ditangkap setelah sebuah serangan bom di pantai Gaza. Di antara tahanan yang dibebaskan adalah gubernur daerah tengah Jalur Gaza, Abdullah Abu Samhadana.
Juru bicara kementrian Ihab al-Ghusein mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikirimkan kepada wartawan bahwa mendagri telah meminta dibukanya kembali 20 organisasi amal yang berafiliasi dengan gerakan Fatah di Jalur Gaza.
Setelah pengeboman pada tanggal 25 Juli yang meledakkan mobil militan Hamas yang menewaskan lima anggota Hamas dan seorang anak perempuan, Hamas menuduh Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai pelaku di balik serangan itu. Karena itu Hamas mulai menyerang para anggota Fatah.
"Pembebasan tahanan ini merupakan sikap yang menunjukkan niat baik sebagai tanggapan atas inisiatif Ahmed Bahar. Demikian juru bicara Dewan Legislatif Palestina, kata al-Ghusein.
Sebagai tanggapan atas serangan Hamas atas gerakan Fatah di Gaza, para pasukan keamanan Abbas memburu anggota-anggota Hamas di Tepi Barat.
"Membebaskan tahanan Fatah dan membuka kembali hubungan dengan Fatah yang telah tertutup merupakan sebuah sikap dengan niat baik untuk mengakhiri status ketegangan antara kedua gerakan ini," kata al-Ghusein.
Jalur Gaza terbagi dua secara geografis. Tepi Barat juga secara politis terbagi dua. Ini terjadi ketika Hamas mengusir pasukan keamanan yang didominasi Fatah keluar dari Gaza dalam sebuah pertempuran berdarah selama seminggu pada bulan Juni tahun lalu.(CRI.CN/Nunyunda)
Menteri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi mereka telah membebaskan 150 tahanan yang ditangkap setelah sebuah serangan bom di pantai Gaza. Di antara tahanan yang dibebaskan adalah gubernur daerah tengah Jalur Gaza, Abdullah Abu Samhadana.
Juru bicara kementrian Ihab al-Ghusein mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikirimkan kepada wartawan bahwa mendagri telah meminta dibukanya kembali 20 organisasi amal yang berafiliasi dengan gerakan Fatah di Jalur Gaza.
Setelah pengeboman pada tanggal 25 Juli yang meledakkan mobil militan Hamas yang menewaskan lima anggota Hamas dan seorang anak perempuan, Hamas menuduh Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai pelaku di balik serangan itu. Karena itu Hamas mulai menyerang para anggota Fatah.
"Pembebasan tahanan ini merupakan sikap yang menunjukkan niat baik sebagai tanggapan atas inisiatif Ahmed Bahar. Demikian juru bicara Dewan Legislatif Palestina, kata al-Ghusein.
Sebagai tanggapan atas serangan Hamas atas gerakan Fatah di Gaza, para pasukan keamanan Abbas memburu anggota-anggota Hamas di Tepi Barat.
"Membebaskan tahanan Fatah dan membuka kembali hubungan dengan Fatah yang telah tertutup merupakan sebuah sikap dengan niat baik untuk mengakhiri status ketegangan antara kedua gerakan ini," kata al-Ghusein.
Jalur Gaza terbagi dua secara geografis. Tepi Barat juga secara politis terbagi dua. Ini terjadi ketika Hamas mengusir pasukan keamanan yang didominasi Fatah keluar dari Gaza dalam sebuah pertempuran berdarah selama seminggu pada bulan Juni tahun lalu.(CRI.CN/Nunyunda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar