(Jakarta) - Penggunaan sejumlah tokoh nasional seperti proklamator Soekarno, pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari dalam iklan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ditujukan karena Partai bernomor urur 8 itu ingin mengapresiasi tokoh-tokoh nasionalis tersebut.
“Jangan hanya melihat siapa yang ditampilkan tapi lihat isi pesannya. Karena pesan itu adalah kutipan dari pemikiran-pemikiran mereka dari buku-buku yang dipublikasikan. Saya kira mereka itu adalah tokoh-tokoh nasional tetapi milik bangsa. Bukan milik suatu kelompok atau organisasi tertentu,” ujar Ketua Fraksi PKS Mahfudz Shiddiq saat dihubungi wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/10).
Mahfudz menegaskan tidak ada unsur politik dalam iklan tersebut. “PKS itu terdiiri beberapa gender yang baru yaitu kalangan NU, Masyumi dan Nasionalis,” ujar anggota Komisi II DPR ini.
Mahfudz menjelaskan, alas an utama dibuatnya iklan itu yaitu karena bertetapan pada momuntem sumpah pemuda. “PKS dalam hal ini mengangkat tema soal pluralisme dan kepimpinan. Kami ingin mencoba mengajak kembali mengingat tokoh nasional seperti Soekarno, H. Ahmad Dahlan, dan termasuk juga Hasyim Anshari,” ungkapnya.
Terkait permintaan, generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) yang meminta iklan itu dihentikan, Mahfudz menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan hal tersebut. “Kemungkinan dalam waktu dekat kami akan bersilahturahmi supaya tidak ada kesalahpahaman,” jelas Mahfudz.
Seperti diketahui, iklan PKS yang menimbulkan protes lantaran dalam iklan tersebut menampilkan sejumlah tokoh yakni KH Hasyim Asy'ari, Soekarno, KH Ahmad Dahlan, dan tokoh-tokoh pahlawan lainnya sebagai ikon. Atas tindakan ini, PKS dianggap mencuri ikon atau tokoh salah satu kelompok. (Taupik/Nurseffi)
“Jangan hanya melihat siapa yang ditampilkan tapi lihat isi pesannya. Karena pesan itu adalah kutipan dari pemikiran-pemikiran mereka dari buku-buku yang dipublikasikan. Saya kira mereka itu adalah tokoh-tokoh nasional tetapi milik bangsa. Bukan milik suatu kelompok atau organisasi tertentu,” ujar Ketua Fraksi PKS Mahfudz Shiddiq saat dihubungi wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/10).
Mahfudz menegaskan tidak ada unsur politik dalam iklan tersebut. “PKS itu terdiiri beberapa gender yang baru yaitu kalangan NU, Masyumi dan Nasionalis,” ujar anggota Komisi II DPR ini.
Mahfudz menjelaskan, alas an utama dibuatnya iklan itu yaitu karena bertetapan pada momuntem sumpah pemuda. “PKS dalam hal ini mengangkat tema soal pluralisme dan kepimpinan. Kami ingin mencoba mengajak kembali mengingat tokoh nasional seperti Soekarno, H. Ahmad Dahlan, dan termasuk juga Hasyim Anshari,” ungkapnya.
Terkait permintaan, generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) yang meminta iklan itu dihentikan, Mahfudz menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan hal tersebut. “Kemungkinan dalam waktu dekat kami akan bersilahturahmi supaya tidak ada kesalahpahaman,” jelas Mahfudz.
Seperti diketahui, iklan PKS yang menimbulkan protes lantaran dalam iklan tersebut menampilkan sejumlah tokoh yakni KH Hasyim Asy'ari, Soekarno, KH Ahmad Dahlan, dan tokoh-tokoh pahlawan lainnya sebagai ikon. Atas tindakan ini, PKS dianggap mencuri ikon atau tokoh salah satu kelompok. (Taupik/Nurseffi)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar