| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

30 Oktober 2008

Minyak Mentah Naik Ketika Ketika Pemotongan Suku Bunga Memicu Ekonomi Melambung

Imas Choirun Nisa Fujiati

(Tokyo)
– Harga minyak mentah bangkit diatas 70 dolar perbarel untuk pertama kalinya dalam minggu ini, atas spekulasi pemotongan suku bunga di AS dan China yang mungkin memicu pemulihan krisis perekonomian global dan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar.

Perolehan keuntungan minyak terbesar selama dua hari sejak sebulan lebih setelah AS dan China, dua negara pengguna minyak terbesar di dunia, mengurangi bunga kemarin.

Modal saham-saham berjangka Asia dan AS bertransaksi setelah pemotongan bunga dilakukan, ditengah-tengah dorongan peminjaman bank dan pertumbuhan ekonomi.

“Situasi pengetatan kredit membuat sulit untuk mengajukan peminjaman bahkan untuk perusahaan yang bagus sekalipun, untuk mendanai rencana bisnisnya dan pemotongan bunga dapat membantu permasalahan tersebut,” dikatakan Anthony Nunan, asisten general manajer bagian resiko manajemen di Mitsubishi Corp. di Tokyo.” Modal-modal sedang melambung dan itu menyaring terhadap pasar-pasar lainnya. Pemerintah mengambil upaya-upaya yang bagus untuk menghindari keterpurukan ekonomi yang keras.”

Minyak mentah untuk pengiriman Desember memanjat sebesar 3,10 dolar AS, atau 4,6 persen, menjadi 70,60 dolar AS perbarel di New York Mercantile Exchange, dan sebelumnya pada pukul 2:39 siang waktu Singapura harga minyak sebesar 70,36 dolar AS. Kemarin, minyak mentah melomjak 4,77 dolar AS, atau 7,6 persen, ditentukan pada harga 67,50 dolar AS perbarel. Itu merupakan perolehan terbesar sejak tanggal 22 September, menunjukan kenaikan dalam dua hari itu sebanyak 12 persen.

Harga-harga minyak - yang pernah terguling 52 persen sejak pencapaian rekor 147.27 dolar AS tanggal 11 Juli -, rendah 22 persen dari tahun lalu.

Harga-harga minyak mentah memanjat naik ketika dolar mengalami kemunduran kemarin lalu, jatuh kedasar selama seminggu melawan euro. Dolar jatuh, seharga 1.3183 per euro, itu merupakan harga terendah sejak 21 Oktober, dan didagangkan seharga 1.3244 dolar pada pukul 1:51 sore waktu Singapura dari harga awal 1.2963 dolar pada penutupan kemarin Rabu. Yen melemah menjadi 98.40 per dolar dari 97.39.(Bloomberg/Imas Ch.)

Tidak ada komentar: