(Zimbabwe) - Rakyat Zimbabwe menggunakan hak suaranya dalam pemilihan yang diperkirakan akan dimenangkan oleh Robert Mugabe, dia adalah pemegang jabatan saat ini, setelah berhasil mengalahkan kandidat dari kelompok oposisi.
Tempat berlangsungnya pemilihan ditutup pada pukul 7 malam (1700GMT) setelah pemilihan yang dilakukan selama 12 jam, selama itu pula terjadi pengintimidasian terhadap pernyataan tanpa bukti para pendukung oposan oleh pengikut setia Mugabe.
Morgan Tsvangarai,pemimpin Movement for Democratic Change (MDC), mengutuk pihak-pihak yang melarikan diri karena telah membuat kekacauan selama pemilihan presiden berlangsung pada hari Jumat lalu, dampaknya membuat hasil pemilu tersebut "sebagai gambaran dari ketakutan dari masyarakat".
"Apa yang terjadi hari ini bukan aktivitas pemilihan presiden, tapi merupakan latihan dalam pengindimidasian secara massal".
Diawal Minggu, pemberihan hak suara dikurangi dalam satu putaran ketika Tsvangirai menarik keluhan terhadap peristiwa pengintimidasian dan perlawanan oleh para pendukung partainya Mugabe, Zanu-PF.
Ralph Back, perwakilan MDC di Amerika mengatakan kepada AlJazeera bahwa kesatuan nasional pemerintahan akan menyelesaikan krisis yg sedang melanda.
"Mereka harus sepakat untuk membentuk kesatuan nasional pemerintahan,"diungkapkannya.
"Kedua partai harus datang bersama-sama untuk memilih dan berbagi kekuatan, tetapi kami percaya bahwa Mugabe tidak harus jadi bagian dari kesatuan pemerintahan - sejujurnya, hal ini dikarenakan kehancuran institusi demokrasi Zimbabwe berada dikakinya."
Briggs Bomba, aktivis Zimbabwe untuk organisasi non-profit,Aksi Afrika, juga mengatakan kepada AlJazeera bahwa strategi MDC yang digunakan tidak efektif.
"Apa yang telah dilakukan oleh MDC adalah untuk menggerakan kelompok orang-orang terkenal di negara ini."diungkapkannya.
Jika para pendukung Zanu-PF, para pejabat pemerintah, dan polisi, melihat dukungan besar-besaran terhadap MDC, dan melihat pengerahan masyarakat secara besar-besaran dalam rangka mendukung perubahan arah perpolitikan di negara ini,mereka sendiri akan berjuang memikirkan kembali undang-undang mereka sebagai kekuatan dari kebijakan-kebijakan Robert Mugabe."(AlJazeera/Nunyunda)
Tempat berlangsungnya pemilihan ditutup pada pukul 7 malam (1700GMT) setelah pemilihan yang dilakukan selama 12 jam, selama itu pula terjadi pengintimidasian terhadap pernyataan tanpa bukti para pendukung oposan oleh pengikut setia Mugabe.
Morgan Tsvangarai,pemimpin Movement for Democratic Change (MDC), mengutuk pihak-pihak yang melarikan diri karena telah membuat kekacauan selama pemilihan presiden berlangsung pada hari Jumat lalu, dampaknya membuat hasil pemilu tersebut "sebagai gambaran dari ketakutan dari masyarakat".
"Apa yang terjadi hari ini bukan aktivitas pemilihan presiden, tapi merupakan latihan dalam pengindimidasian secara massal".
Diawal Minggu, pemberihan hak suara dikurangi dalam satu putaran ketika Tsvangirai menarik keluhan terhadap peristiwa pengintimidasian dan perlawanan oleh para pendukung partainya Mugabe, Zanu-PF.
Ralph Back, perwakilan MDC di Amerika mengatakan kepada AlJazeera bahwa kesatuan nasional pemerintahan akan menyelesaikan krisis yg sedang melanda.
"Mereka harus sepakat untuk membentuk kesatuan nasional pemerintahan,"diungkapkannya.
"Kedua partai harus datang bersama-sama untuk memilih dan berbagi kekuatan, tetapi kami percaya bahwa Mugabe tidak harus jadi bagian dari kesatuan pemerintahan - sejujurnya, hal ini dikarenakan kehancuran institusi demokrasi Zimbabwe berada dikakinya."
Briggs Bomba, aktivis Zimbabwe untuk organisasi non-profit,Aksi Afrika, juga mengatakan kepada AlJazeera bahwa strategi MDC yang digunakan tidak efektif.
"Apa yang telah dilakukan oleh MDC adalah untuk menggerakan kelompok orang-orang terkenal di negara ini."diungkapkannya.
Jika para pendukung Zanu-PF, para pejabat pemerintah, dan polisi, melihat dukungan besar-besaran terhadap MDC, dan melihat pengerahan masyarakat secara besar-besaran dalam rangka mendukung perubahan arah perpolitikan di negara ini,mereka sendiri akan berjuang memikirkan kembali undang-undang mereka sebagai kekuatan dari kebijakan-kebijakan Robert Mugabe."(AlJazeera/Nunyunda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar