(Santiago) – Chili berencana menginvestasikan US$ 31 juta untuk membangun tiga pusat pemantauan guna mengawasi aktivitas vulkanik dari jarak dekat, demikian disampaikan Jasa Geologi Nasional Chili.
“Pusat-pusat baru akan mulai beroperasi dalam lima tahun kedepan dan memperkerjakan 40 orang ahli,” kata Menteri Pertambangan Santiago Gonzalez.
Menurut Jasa Geologi Nasional, Chili memiliki rantai vulkanik terbesar kedua di dunia, menyusul Indonesia. Negara itu mempunyai 122 gunung berapi aktif, namun hanya delapan diantaranya yang telah dipantau dari jarak dekat.
Pada awal bulan ini, kewaspadaan tingkat tinggi dikeluarkan di sekitar gunung api Llaima di Chili selatan, beberapa hari setelah memuntahkan lava baru.
Aktivitas Llaima bersamaan dengan letusan gunung api Chaiten yang hampir menghancurkan kota terdekat dan memaksa 4,500 orang mengungsi. (Xinhua/Lala/Internasional)
“Pusat-pusat baru akan mulai beroperasi dalam lima tahun kedepan dan memperkerjakan 40 orang ahli,” kata Menteri Pertambangan Santiago Gonzalez.
Menurut Jasa Geologi Nasional, Chili memiliki rantai vulkanik terbesar kedua di dunia, menyusul Indonesia. Negara itu mempunyai 122 gunung berapi aktif, namun hanya delapan diantaranya yang telah dipantau dari jarak dekat.
Pada awal bulan ini, kewaspadaan tingkat tinggi dikeluarkan di sekitar gunung api Llaima di Chili selatan, beberapa hari setelah memuntahkan lava baru.
Aktivitas Llaima bersamaan dengan letusan gunung api Chaiten yang hampir menghancurkan kota terdekat dan memaksa 4,500 orang mengungsi. (Xinhua/Lala/Internasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar