(Jakarta) - Pasca satu abad kebangkitan dan satu dasawarsa gerakan reformasi, bangsa Indonesia dinilai harus memiliki parameter yang jelas dan terukur untuk mengevaluasi berbagai pencapaiannya, kendala yang dihadapi dan problema yang melingkupinya.
“Atas dasar itulah the Habibie Center berusaha merumuskan indeks dan parameter perjalanan bangsa yang ditinjau dari berbagai sudut pandang seperti sosial budaya, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika hubungan internasional,” kata Ketua Dewan Direktur the Habibie Center Prof Muladi saat membuka seminar 'Refleksi Perjalanan Bangsa dan Konsolidasi Demokrasi dalam Menyongsong Pemilu 2009' di hotel Sahid, jakarta, kamis (31/7).
Menurut Muladi, indeks ini diperlukan sebagai parameter untuk mengevaluasi perjalanan bangsa dan diberbagai bidang, merumuskan permasalahannya dan menawarkan solusi alternatifnya.
“Oleh karena itu diperlukan berkali-kali public discourse yang melibatkan para ahli di bidangnya sehingga menghasilkan rumusan yang komprehensif dan representative,” ujarnya.
Seperti diketahui, lanjut muladi, indonesia juga semakin mendekati momen pemilu 2009. “Menjelang pemilu ada beberapa isu urgent diantaranya masih lambannya proses konsolidasi demokrasi,” jelas Muladi.
Pemilu, kata Muladi, juga terkait dengan refleksi kita sebagai bangsa, apa yang telah dicapai pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, khusunya jika dikaitkan dengan kesejahteraan rakyat.
“Hal mana diperlihatkan diantaranya melalui angka kemiskinan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan,jumlah pengangguran dsb. Tentunya semua itu dapat dilihat dari perjalanan bangsa, pemerinathan yang satu berganti pada yang lain, kebijakan-kebijakan yang diambil mereke, viis dan misi pemerintahan dalam kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, sehingga diharapkan indeks ini juga dapat dijadikan acuan dalam menghadapi pemilu,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, menteri koordinator politik hukum dan keamanan Widodo AS menyatakan apresiasinya gagasan yang dilontarkan the habibie center yang diharapkan dapat dijadikan alat ukur yang obyektif dan valid."pada waktu the habibie center mempresentasikan gagasan awal konsep ini dihadapan presiden pada 11 april lalu, saya yang turut hadir memperoleh kesan optimisme yang mendalam bahwa alat ukur ini bisa dijadikan acuan bersama oleh siapapun, baik pemerintah, swasta, kalangan politik, pers, LSM dan masyarakat umum, sehingga penafsiran yang subyektif dan distortif dapat dihindari,” ujar Widodo dalam keynote spechnya. (Nurseffi)
“Atas dasar itulah the Habibie Center berusaha merumuskan indeks dan parameter perjalanan bangsa yang ditinjau dari berbagai sudut pandang seperti sosial budaya, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika hubungan internasional,” kata Ketua Dewan Direktur the Habibie Center Prof Muladi saat membuka seminar 'Refleksi Perjalanan Bangsa dan Konsolidasi Demokrasi dalam Menyongsong Pemilu 2009' di hotel Sahid, jakarta, kamis (31/7).
Menurut Muladi, indeks ini diperlukan sebagai parameter untuk mengevaluasi perjalanan bangsa dan diberbagai bidang, merumuskan permasalahannya dan menawarkan solusi alternatifnya.
“Oleh karena itu diperlukan berkali-kali public discourse yang melibatkan para ahli di bidangnya sehingga menghasilkan rumusan yang komprehensif dan representative,” ujarnya.
Seperti diketahui, lanjut muladi, indonesia juga semakin mendekati momen pemilu 2009. “Menjelang pemilu ada beberapa isu urgent diantaranya masih lambannya proses konsolidasi demokrasi,” jelas Muladi.
Pemilu, kata Muladi, juga terkait dengan refleksi kita sebagai bangsa, apa yang telah dicapai pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, khusunya jika dikaitkan dengan kesejahteraan rakyat.
“Hal mana diperlihatkan diantaranya melalui angka kemiskinan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan,jumlah pengangguran dsb. Tentunya semua itu dapat dilihat dari perjalanan bangsa, pemerinathan yang satu berganti pada yang lain, kebijakan-kebijakan yang diambil mereke, viis dan misi pemerintahan dalam kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, sehingga diharapkan indeks ini juga dapat dijadikan acuan dalam menghadapi pemilu,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, menteri koordinator politik hukum dan keamanan Widodo AS menyatakan apresiasinya gagasan yang dilontarkan the habibie center yang diharapkan dapat dijadikan alat ukur yang obyektif dan valid."pada waktu the habibie center mempresentasikan gagasan awal konsep ini dihadapan presiden pada 11 april lalu, saya yang turut hadir memperoleh kesan optimisme yang mendalam bahwa alat ukur ini bisa dijadikan acuan bersama oleh siapapun, baik pemerintah, swasta, kalangan politik, pers, LSM dan masyarakat umum, sehingga penafsiran yang subyektif dan distortif dapat dihindari,” ujar Widodo dalam keynote spechnya. (Nurseffi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar