| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

31 Juli 2008

Perdana Menteri Israel Akan Mundur

(Tel Aviv) - Perdana menteri Israel Ehud Olmert mengatakan akan mundur dalam waktu dua bulan kedepan, dengan alasan tuduhan korupsi yang dikenakan kepadanya sangat menyakiti keluarga.

Olmert menekankan bahwa penyelidikan ini telah membuat orang memusuhinya. ''Mereka menyakiti keluarga saya, dan itu sangat mengganggu perasaan pribadi saya.'' katanya.

Selain itu, Olmert juga melakukan kritik terselubung atas sistem hukum yang berlaku di Israel. "Perdana menteri tentu tidak di atas hukum tetapi tentu juga tidak di bawahnya. Saya bangga menjadi perdana menteri satu negara yang menyelidiki perdana menterinya sendiri," tambahnya.

Dia mengatakan kepada para wartawan akan mundur begitu Partai Kadima memilih pimpinan baru dalam pemilihan internal tanggal 7 September mendatang. Lebih lanjut, dia berjanji akan membuktikan dirinya tidak bersalah.

Olmert berada dibawah tekanan untuk mundur sejak polisi melakukan penyelidikan mengenai tuduhan dia menerima uang dari seorang pengusaha.

Penyelidikan mengenai persoalan korupsi itu berpusat pada tuduhan akan sumbangan tunai yang diberikan seorang warga negara Amerika, Morris Talansky, tahun 2006 yang mungkin telah dipakai untuk membeli barang mewah. Olmert membantah telah melakukan kesalahan.

Perdana menteri Israel itu menghadapi tekanan yang semakin menggunung dari partainya sendiri untuk mundur. Dan menurut wartawan di Jerusalem, akan memalukan kalau ia ikut bersaing kembali memperebutkan kursi puncak Kadima.

Banyak pengamat mengatakan posisi politik Olmert yang lemah itu sangat melemahkan kemungkinan terjadinya kesepakatan damai dengan Palestina akhir tahun ini.

Beberapa menteri dari Partai Kadima dalam pemerintahan koalisi diperkirakan akan bersaing untuk menggantikannya.

Menteri luar negeri Tzipi Livni, salah satu politisi Israel yang paling populer diperkirakan akan menggantikan Olmert lewat pemilihan internal September depan. Livni berperan besar dalam penarikan Israel dari Jalur Gaza.

Bekas anak kesayangan Ariel Sharon inilah yang menjadi pencetus ide penarikan dari Jalur Gaza. Ia dipandang sebagai salah satu kutub didalam pemerintahan yang belum tercemar oleh korupsi dan salah satu pendukung visi Palestina-Israel yang bertetangga.

Namun para pengritiknya mengatakan ia tidak cukup punya pengalaman militer maupun politik untuk memimpin negeri.

Shaul Mofaz, Avi Dichter dan Meir Sheetrit juga dilihat sebagai calon untuk bersaing memperebutkan kepemimpinan partai. (BBC/Lala/Internasional)

Tidak ada komentar: