| UTAMA | | ENGLISH | | BERITA FOTO | | ULASAN | | DIALOG | | REDAKSI | | RISET - POLLING |

31 Juli 2008

Palestina Berharap ICIS Dorong Kemerdekaan Palestina

(Jakarta) - Imam Besar Masjidil Al Aqsa Palestina Dr. Ismail Nawahdah berharap International Conference of Islamic Scholars (ICIS) dapat memberikan sumbangan nyata bagi pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

"Kami dari Palestina datang ke Indonesia dengan harapan besar. Kami ingin forum ini berhasil. Semoga ICIS dapat menjadi faktor pemersatu rakyat Palestina dan membantu diplomasi internasional untuk kemerdekaan Palestina," papar Ismail dalam dialog dengan wartawan di sela-sela pelaksanaan ICIS III di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu malam (30/7).

Menurut Nawahdah kemerdekaan Palestina masih belum terwujud karena dipengaruhi faktor internal yakni sulitnya menyatukan faksi-faksi yang ada di Palestina. Pasalnya, masing-masing berjalan dengan agenda sendiri.

"Sulitnya menyatukan faksi-faksi yang ada di Palestina seperti sulitnya menyatukan Hamas dan Fatah. masing-masing berjalan dengan agenda sendiri dan tidak memiliki kesamaan platform dalam berjuang," ujarnya.

Menurutnya, dalam beberapa kunjungan ke negara Eropa, negaranya lebih banyak disorot karena kelemahan persatuan rakyat Palestina. meskipun demikian, Eropa tetap memberikan dukungan penuh pada perjuangan rakyat Palestina.

"Saya sering berkunjung ke negara-negara Eropa. Umumnya mereka memberikan dukungan penuh pada perjuangan rakyat Palestina. Lemahnya persatuan rakyat Palestina, selalu menjadi sorotan utama," katanya.

Nawahdah menambahkan berbagai upaya telah dilakukan untuk membuat rakyat Palestina bersatu tetapi upaya tersebut selalu gagal karena masing - masing pihak lebih mengedepankan egonya masing - masing.

"Sebetulnya bukan tidak ada upaya yang dilakukan oleh pemimpin Palestina untuk membuat persatuan nasional. Namun berbagai upaya yang dilakukan selalu gagal, karena masing-masing pihak cenderung mengedepankan egonya masing-masing," terangnya.

Padahal, lanjut dia, kalau rakyat Palestina bersatu mengusir Israel dari Palestina merupakan perkara yang mudah dan Kemerdekaan Palestina bukan sesuatu yang mustahil.

"Tak dapat dipungkiri, saat ini Israel adalah negara di Timur Tengah yang memiliki sistem pertahanan paling canggih. Teknologi penunjangnya juga paling modern. Ini semua karena dukungan penuh Amerika dan Barat. Kondisi ini sangat menyulitkan perjuangan rakyat Palestina," paparnya.

Nawahdah mengatakan sulitnya perjuangan yang dihadapi dalam melawan Israel dan sekutunya, membuat rakyat Palestina merasa seperti hidup dalam penjara besar.
Oleh karena itu, dirinya menaruh harapan agar masalah tersebut mendapatkan perhatian peserta konferensi. Pasalnya, perjuangan rakyat Palestina bukanlah semata perjuangan untuk orang Palestina. Tetapi perjuangan rakyat palestina adalah perjuangan untuk dunia Islam.

"Indonesia adalah negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Hal ini dapat dijadikan sebagai alat penekan. Forum ICIS kami harapkan dapat membantu perjuangan membebaskan Palestina dari belenggu penjajahan Israel," pungkasnya. (Ulfa)

Tidak ada komentar: