(London) – Komite parlementer Inggris menyerukan adanya dialog dengan Hamas, saat laporan PBB menyatakan tingkat kemiskinan telah menyentuh kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya di jalur Gaza.
Perekonomian Gaza mengalami pukulan keras dari embargo Israel yang diperketat ketika kelompok militan memegang kendali tahun lalu.
Negara kekuatan utama dunia menolak berdialog dengan Hamas, kecuali Gerakan Perlawanan Islam itu mengakui Israel.
Organisasi PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan 52 persen rumah tangga di Gaza hidup dalam kemiskinan, dan tingkat pengangguran disana telah melewati 45 persen.
Komite Pembangunan Internasional Majelis Rendah menyatakan dalam laporan Gaza bahwa gencatan senjata baru-baru ini antara Hamas dan Israel, yang disepakati pada 19 Juni, menawarkan kesempatan pada komunitas internasional untuk memulai dialog dengan Hamas.
Tujuan dari pembicaraan tersebut pada dasarnya adalah untuk menggerakkan kelompok militan itu agar menerima prinsip yang dikemukakan komunitas internasional dan untuk memperbaiki celah antara Hamas dan partai Fatah pimpinan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Kuartet AS, Uni Eropa, PBB dan Rusia telah menegaskan tidak akan berdialog dengan Hamas, kecuali kelompok itu mengakui hak-hak keberadaan Israel, meninggalkan tindak kekerasan dan sepakat untuk tinggal dengan persetujuan yang dibuat Otoritas Palestina. (BBC/Lala/Internasional)
Perekonomian Gaza mengalami pukulan keras dari embargo Israel yang diperketat ketika kelompok militan memegang kendali tahun lalu.
Negara kekuatan utama dunia menolak berdialog dengan Hamas, kecuali Gerakan Perlawanan Islam itu mengakui Israel.
Organisasi PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan 52 persen rumah tangga di Gaza hidup dalam kemiskinan, dan tingkat pengangguran disana telah melewati 45 persen.
Komite Pembangunan Internasional Majelis Rendah menyatakan dalam laporan Gaza bahwa gencatan senjata baru-baru ini antara Hamas dan Israel, yang disepakati pada 19 Juni, menawarkan kesempatan pada komunitas internasional untuk memulai dialog dengan Hamas.
Tujuan dari pembicaraan tersebut pada dasarnya adalah untuk menggerakkan kelompok militan itu agar menerima prinsip yang dikemukakan komunitas internasional dan untuk memperbaiki celah antara Hamas dan partai Fatah pimpinan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Kuartet AS, Uni Eropa, PBB dan Rusia telah menegaskan tidak akan berdialog dengan Hamas, kecuali kelompok itu mengakui hak-hak keberadaan Israel, meninggalkan tindak kekerasan dan sepakat untuk tinggal dengan persetujuan yang dibuat Otoritas Palestina. (BBC/Lala/Internasional)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar