(Kathmandu) – Ram Baran Yadav dari Kongres Nepal (NC) terpilih sebagai Presiden Nepal yang pertama. Demikian disampaikan pimpinan komite pusat NC, Shekhar Koirala, pada wartawan, Senin (21/7).
Yadav memenangkan 308 suara dari 590 pemungutan suara anggota Majelis Konstituen (CA), sementara Ram Raja Prasad Singh yang dicalonkan Partai Komunis Nepal (Maoist) (CPN-M) meraih 282 suara. Sementara empat anggota CA absent memberi suara.
Meskipun kepresidenan merupakan jabatan resmi yang besar, perkembangannya dapat terbentur upaya yang dilakukan pemeberontak Maoist, yang memegang sebagian besar kursi majelis namun bukan mayoritas, dalam membentuk pemerintah republic Nepal yang pertama.
Proses pemilihan presiden, yang dapat menerima pengunduran diri perdana menteri sementara Girija Prasad Koirala, dipandang sebagai langkah vital mengakhiri berminggu-minggu kebuntuan ekonomi setelah majelis menggeser Raja Gyanendra yang tidak popular, sekaligus mengakhiri 240 tahun monarki pada bulan Mei.
Namun Maoist mengancam akan menolak pembentukan pemerintah jika pilihan presiden mereka tidak diakui, langkah yang akan menjerumuskan republik baru Himalaya menuju kekacauan politik yang lebih besar.
Mantan pemberontak mengatakan dengan adanya presiden yang berseberangan, mereka tidak memiliki kesempatan besar untuk menerapkan janji program yang utama, seperti reformasi lahan, dan akan menghadapi resiko konstan ditumbangkan oleh para pesaingnya.
Nepal dinyatakan sebagai negara republik demokrat federal pada pertemuan CA pertama tanggal 28 Mei dan mengakhiri dinasti Shah selama 240 tahun. (AFP, Xinhua/Lala/Internasional)
Yadav memenangkan 308 suara dari 590 pemungutan suara anggota Majelis Konstituen (CA), sementara Ram Raja Prasad Singh yang dicalonkan Partai Komunis Nepal (Maoist) (CPN-M) meraih 282 suara. Sementara empat anggota CA absent memberi suara.
Meskipun kepresidenan merupakan jabatan resmi yang besar, perkembangannya dapat terbentur upaya yang dilakukan pemeberontak Maoist, yang memegang sebagian besar kursi majelis namun bukan mayoritas, dalam membentuk pemerintah republic Nepal yang pertama.
Proses pemilihan presiden, yang dapat menerima pengunduran diri perdana menteri sementara Girija Prasad Koirala, dipandang sebagai langkah vital mengakhiri berminggu-minggu kebuntuan ekonomi setelah majelis menggeser Raja Gyanendra yang tidak popular, sekaligus mengakhiri 240 tahun monarki pada bulan Mei.
Namun Maoist mengancam akan menolak pembentukan pemerintah jika pilihan presiden mereka tidak diakui, langkah yang akan menjerumuskan republik baru Himalaya menuju kekacauan politik yang lebih besar.
Mantan pemberontak mengatakan dengan adanya presiden yang berseberangan, mereka tidak memiliki kesempatan besar untuk menerapkan janji program yang utama, seperti reformasi lahan, dan akan menghadapi resiko konstan ditumbangkan oleh para pesaingnya.
Nepal dinyatakan sebagai negara republik demokrat federal pada pertemuan CA pertama tanggal 28 Mei dan mengakhiri dinasti Shah selama 240 tahun. (AFP, Xinhua/Lala/Internasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar