(Jakarta) – Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Haryy Azhar Aziz menilai krisis keuangan global tidak akan memicu arus modal keluar (capital outflow) secara besar-besaran dari Indonesia. Namun, untuk meningkatkan kepercayaan pada pasar pemerintah perlu menerapkan strategi penghapusan pajak untuk industri-industri yang banyak menyerap tenaga kerja.
“Bagi penanam modal ada dua prinsip dasar dalam mengelola modalnya yaitu profit dan security. Kalau dalam jangka pendek profit mereka jatuh tapi mereka merasa aman, pastinya mereka akan tetap bertahan dalam menanamkan modalnya. Tapi kalau profit tidak ada, sekuritinya juga tidak ada maka capital outflow pasti terjadi," ujar Hari Azhar di DPR kemarin.
Menurut Harry, pemberian insentif fiksal berupa penghapusan pajak untuk industri padat karya akan lebih besar pengaruh untuk meyakinkan investor untuk mempertahankan modalnya, untuk melengkapai kebijakan penjaminan rekenaning nasabah dan blanket guarantee.
Namun, Harry merasa optimis bahwa fluktuasi ekonomi secara global tidak berpengaruh besar terhadap capital outflow dari Indonesia jika dibandingkan pengaruh krisi global pada Jepang dan Singapura.
"Perdagangan internasional kita tidak sebesaar mereka, kalau di Jepang perdagangan internasionalnya begitu besar sehingga kontribusi perdagangan internasional amat berpengaruh terhadap perekonomiannya. Jadi, pengaruh luar tidak sebesar seperti Singapura dan Jepang," pungkas Harry. (adi)
31 Oktober 2008
Capital Outflow Tidak Akan Signifikan Terjadi
Posting Time
11:05:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar