(Beijing) - Pakar Uni Eropa yang meneliti hubungan ekonomi dan perdagangan antara China dan Eropa Duncan Freeman dalam wawancaranya kemarin Kamis (30/10) mengatakan, KTT Asia-Eropa (ASEM) yang digelar di bawah latar belakang merebaknya krisis moneter internasional telah menonjolkan pentingnya China.
Freeman berpendapat, ketika situasi ekonomi global memburuk secara drastis akibat pukulan krisis moneter, adalah suatu sumbangan penting bagi kestabilan dan pertumbuhan ekonomi global apabila China sebagai ekonomi baru tumbuh yang terbesar dapat mempertahankan kedinamisan ekonominya.
Para pemimpin Asia dan Eropa dalam KTT itu dengan bulat menghimbau dilakukannya reformasi yang efektif dan menyeluruh atas sistem valuta dan moneter internasional. Freeman berpendapat, dalam masalah ini pendirian Asia dan Eropa lebih dekat dibanding pendirian Asia dan Amerika Serikat. Meski masih terlalu dini berbicara tentang penggalangan front persatuan Asia-Eropa, tetapi antara Asia dan Eropa benar-benar saling membutuhkan. Ia menunjukkan pula perlunya mempertimbangkan tuntutan China dan negara-negara berkembang lain selama bertahun-tahun ini di bidang reformasi sistem moneter internasional.(CRI/Imas Ch.)
Freeman berpendapat, ketika situasi ekonomi global memburuk secara drastis akibat pukulan krisis moneter, adalah suatu sumbangan penting bagi kestabilan dan pertumbuhan ekonomi global apabila China sebagai ekonomi baru tumbuh yang terbesar dapat mempertahankan kedinamisan ekonominya.
Para pemimpin Asia dan Eropa dalam KTT itu dengan bulat menghimbau dilakukannya reformasi yang efektif dan menyeluruh atas sistem valuta dan moneter internasional. Freeman berpendapat, dalam masalah ini pendirian Asia dan Eropa lebih dekat dibanding pendirian Asia dan Amerika Serikat. Meski masih terlalu dini berbicara tentang penggalangan front persatuan Asia-Eropa, tetapi antara Asia dan Eropa benar-benar saling membutuhkan. Ia menunjukkan pula perlunya mempertimbangkan tuntutan China dan negara-negara berkembang lain selama bertahun-tahun ini di bidang reformasi sistem moneter internasional.(CRI/Imas Ch.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar